Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: SDM Aspek Strategis Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kementan: SDM Aspek Strategis Hadapi Revolusi Industri 4.0 Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah kemampuan bangsa Indonesia mencapai swasembada beras muncul harapan untuk mandiri dan berdaulat pangan bagi bangsa Indonesia. Dalam kurun waktu 3-4 tahun ke belakang banyak perkembangan yang signifikan di sektor pertanian. Turunnya impor produk pertanian secara drastis serta banyaknya produk pangan Indonesia yang diekspor menambah optimisme Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi menyatakan, untuk menuju lumbung pangan dunia Indonesia harus membangun aktor, agen yang andal.

Sebab tidak mungkin hanya mengandalkan petani yang ada saat ini, di mana banyak dari mereka yang telah berusia lanjut, berpendidikan rendah, dan tidak update akan perkembangan teknologi.

Baca Juga: Soal Asap, Gubernur Kalsel Apresiasi Kesigapan Kementan

"Kita harus menumbuhkan petani dan enterpreneur dari generasi muda yang andal dan mampu bersaing," demikiam papar Dedi dalam arahannya pada Focus Grup Discussion (FGD) Road Map Pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian 2020-2045 di Bogor, Rabu (7/8/2019).

Perlu diketahui, setelah fokus pada pembangunan infrastruktur pada 2014-2019, visi Indonesia 2020–2024 adalah menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas utama. Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, Kementan terus mengembangkan aspek SDM untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. SDM merupakan aspek strategis dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

"Dalam kurun waktu tiga tahun ini Kementan telah memfokuskan membangun SDM yang andal melalui pendidikan vokasi. Transformasi enam Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), yakni Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogya-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa dan Polbangtan Manokwari. Tak hanya itu, dalam waktu dekat ini Kementan akan membuka Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) di Serpong," jelas Dedi.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, saat ini banyak lulusan perguruan tinggi baik jurusan pertanian maupun jurusan lainnya belum sesuai dengan yang apa dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri.

Untuk itu, pendidikan vokasi di bawah Kementan diharapkan mampu membentuk mahasiswa menjadi wirausaha di bidang pertanian serta mampu bersaing di dunia usaha dan dunia industri.

"Di era 4.0 sektor pertanian pun menghadapi tantangan yang cukup besar. Kreativitas, inovasi, dan pengembangan di berbagai sektor baik dari hulu hingga hilir menjadi tanggung jawab generasi muda sebagai penerus pembangunan," jelasnya.

Untuk itu, tegas Dedi, lulusan Polbangtan harus mampu menyesuaikan diri dengan dunia usaha. Kemudian mampu menjadi petani milenial yang andal, tahan banting, menguasai teknologi komunikasi dan informasi (TKI), serta memiliki jiwa enterpreneursip yang tinggi.

Baca Juga: Kementan Susun Strategi Dorong Peningkatan Produksi Kedelai

"Bila ini semua dapat diwujudkan, maka target 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bukan hanya mimpi," terangnya.

Oleh karena itu, Dedi mengharapkan masukan, saran, kritik dari semua pihak dalam pengembangan Politeknik Kementan. Dengan demikian, akan tersusun road map baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam membangun SDM pertanian ke depan.

"Hingga pada akhirnya akan lahir calon-calon petani milenial andal dan memiliki jiwa enterpreneur tinggi yang mampu menjadi job seeker dan job creator," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: