Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harus Bayar hingga Rp3 Ribu, Go-Jek Kurangi Penggunaan Alat Makan Plastik

Harus Bayar hingga Rp3 Ribu, Go-Jek Kurangi Penggunaan Alat Makan Plastik Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Go-Jek mengenalkan program Go-Greener, inisiasi untuk memudahkan gaya hidup ramah lingkungan. Salah satu bagian dari program itu ialah fitur pilihan alat makan sekali pakai di layanan Go-Food yang dimulai sejak awal Juli 2019.

Fitur itu membuat konsumen harus memilih opsi beli jika memerlukan alat makan sekali pakai. Chief of Corporate Affairs Go-Jek, Nila Marita mengatakan, hanya 1% konsumen dari total pengguna yang membeli perlengkapan makanan sekali pakai itu dalam dua bulan terakhir.

"Jadi yang pesan Go-Food dan pilih untuk beli plastik cuma 1%, 99% enggak klik," kata Nila saat ditemui pada Kamis (8/8/2019) di bilangan Jakarta.

Dengan adanya fitur itu, konsumen perlu membayar di kisaran Rp1.000-Rp3.000 per alat makan sekali pakai. Fitur itu bertujuan untuk mengubah perilaku konsumen agar tak memakai alat makan sekali pakai.

Baca Juga: Go-Jek Akuisisi Moka?

Menurut data dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), setiap bulannya restoran memakai 500-100 plastik, pedagang kaki lima 200-500 plastik, dan paling banyak ialah alat makanan.

"Respons konsumennya sangat positif," ujar Nila dan melanjutkan, "Itu berhasil untuk mengubah perilaku (yang lebih ramah lingkungan)."

Chief Food Officer Go-Jek Group, Catherine Hindra menambahkan, inisiasi Go-Greener bertujuan mengadopsi gaya hidup dan operasional bisnis yang ramah lingkungan. Saat ini, ada sekitar 1.000 dari 400 ribu penjual Go-Food yang tergabung dalam program tersebut.

"Di ekosistem Go-Jek, kami punya banyak wadah berkelanjutan untuk menjangkau mitra penjual ataupun pengemudi. Ada 400 ribu mitra di tiga negara, Indonesia, Vietnam, dan Thailand," kata Catherine lagi.

Selain fitur tersebut, inisasi itu juga menyediakan tas pengantaran yang dirancang khusus untuk mitra pengemudi dalam layanan Go-Food guna mengurangi penggunaan plastik.

Catherine berujar, "Go-Food banyak penggunaan plastik, kami sadar kalau kami bisa membuat impact (dengan program ini)."

Baca Juga: Survei: Konsumen Lebih Suka Go-Jek Dibanding Grab

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah secara nasional mencapai 175 ribu ton per hari jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan per individu per hari sebesar 0,7 kg.

15% di antaranya merupakan sampah plastik dari kemasan makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, wadah makanan dan minuman, serta pembungkus barang lainnya.

Go-Jek juga bermitra dengan KLHK, GIDKP, PlastikDetox, dan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia untuk mengedukasi mitra Go-Food, pengemudi hingga konsumen. Edukasi akan dilakukan ke wilayah Jabodetabek, Bandung, Bali, dan Surabya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: