Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah, Si Kecil-Kecil Cabai Rawit

Rupiah, Si Kecil-Kecil Cabai Rawit Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terapresiasi 0,04% ke level Rp14.200 per dolar AS kala pembukaan pasar spot Jumat (09/08/2019). Apresiasi tersebut kian meninggi seiring dengan optimisme pelaku pasar terhadap membaiknya hubungan antara AS dan China. 

Terhitung hingga pukul 09.45 WIB, rupiah menguat 0,13% dan berhasil menekan dolar AS menjauh dari level Rp14.200-an menjadi Rp14.190. Menariknya lagi, seperti ungkapan kecil-kecil cabai rawit, dengan apresiasi yang tidak terlalu tinggi, rupiah mampu menjadi mata uang terbaik di Asia dan dunia. 

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Rupiah Gilas Dolar AS

Beberapa mata uang dunia, seperti dolar Australia (0,03%), euro (0,01%), dan poundsterling (0,13%) dapat ditaklukkan oleh sang Garuda. Padahal, mata uang-mata uang tersebut saat ini juga tengah menguat di hadapan dolar AS. Tapi, apa mau dikata kalau kekuatan ketiganya tak lebih baik daripada rupiah. 

Baca Juga: Ngenes! Karena Satu Alasan, Rupiah Gak Bisa Ikut Bantai Dolar AS!

Tak jauh berbeda, mata uang Benua Kuning juga secara berjamaah menekan dolar AS, dengan catatan rupiah yang menjadi pemimpin pasukan. Agaknya, damai dagang yang mulai menyejuk menjadi satu alasan tersendiri bagi pelaku pasar untuk beralih dari dolar AS kepada aset-aset berbasis keuangan dari negara berkembang.

Ya, menjadi sang jawara Asia, rupiah menguat terhadap ringgit (0,27%), won (0,25%), yuan (0,20%), baht (0,19%), dolar Hongkong (0,11%), dolar Singapura (0,09%), dan yen (0,04%). 

Baca Juga: Punya Peran Penting, Ini Kontribusi UMKM Tekan Defisit Neraca Perdagangan

Performa rupiah tersebut menjadi menarik, sebab sebetulnya rupiah tengah dibayang-bayangi sentimen domestik yang mungkin saja akan menjadi mimpi buruk bagi rupiah. Akhir pekan ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI), di mana pos defisit transaksi berjalan akan menjadi sorotan utama bagi investor. 

Defisit transaksi berjalan untuk kuartal II 2019 diproyeksikan akan lebih dalam daripada kuartal I 2019, yakni sebesar 2,9% dari yang sebelumnya 2,6%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: