Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sikap Trump Jauhi Perjanjian Multilateral Akan Pengaruhi AS di Kawasan?

Sikap Trump Jauhi Perjanjian Multilateral Akan Pengaruhi AS di Kawasan? Kredit Foto: John Sommers II
Warta Ekonomi, Washington -

Biro Nasional Penelitian Asia (NBR) menyoroti keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump yang menjauhkan Washington dari perjanjian multilateral dan lebih condong pada perjanjian bilateral. Menurut biro tersebut, salah satu dampaknya adalah memperlambat proses perkembangan AS di kawasan Indo-Pasifik, khususnya di bidang ekonomi.

Manajer Proyek Urusan Perdagangan, Ekonomi dan Energi NBR, Ashley Johnson mengatakan mundurnya AS dari perjanjian multilateral menyebabkan berbagai macam hambatan. Langkah itu akan membuat AS semakin sulit untuk mencapai standar global, sulit untuk mendapatkan hak milik, sulit untuk mendapatkan akses ke pasar jika Washington melakukanya secara terpisah, satu per satu.

"Setiap negara sangat berbeda, mereka memiliki sistem perdagangan masing-masing, (setiap) pemerintah. Menemukan satu solusi untuk semua akan sangat sulit, tapi ada beberapa negara yang beroperasi (dengan cara yang sama), saya kembali lagi ke Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), tapi kita belum mencapai kesepakatan. Ada beberapa negara yang membuat konsesi atau untuk mengalah demi mencapai tujuan bersama," ujar Ashley, Jumat (9/8/2019).

Dikatakannya, AS perlu melihat perjanjian multilateral dari sudut pandang lain jika tak ingin mendapat hasil yang tak ada kemajuan.

"Saya pikir jika kita terus mencoba, dari sudut pandang AS, untuk melakukanya satu per satu dan hanya menggunakan standar satu negara, bagaimana itu memengaruhi persepsi kita terhadap negara lain," jelasnya. 

Ashley menambahkan jika sikap AS terus seperti itu, hasil yang akan diterima hanyalah hasil statis.

"Jika kita tidak memiliki standar umum yang diterima semua orang, maka tidak akan ada pertumbuhan, hanya akan jalan di tempat, kita akan terus berkutat pada pembahasan yang sama," imbuh Ashley.

Oleh karena itu, sambung Ashley, penting untuk membuat semua pihak berada di level yang sama dalam rangka untuk mencapai sebuah kemajuan bersama, terutama dalam pembahasan mengenai perdagangan dan perjanjian ekonomi lainnya. 

"Saya pikir kami telah memperlambat perkembangan tersebut dengan tidak melakukan pendekatan secara multilateral. Karena akan banyak pembahasan, kita akan berusaha mencapai 30 perjanjian bilateral dibanding mencapai satu perjanjian yang mencakup semuanya," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: