Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Brightgene Bangun Pabrik dan Pusat R&D Obat Anti-Kanker, Investasinya Tembus Rp580 M

Brightgene Bangun Pabrik dan Pusat R&D Obat Anti-Kanker, Investasinya Tembus Rp580 M Kredit Foto: Brightgene
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Brightgene Biomedical Indonesia telah melakukan groundbreaking pembangunan pabrik Brightgene di Karawang New Industry City (KNIC), Kamis (8/8/2019) kemarin. Pabrik ini dirancang seluas 25.000 m2 ini sebagai pusat produksi dan R&D Brightgene untuk obat antivirus dan antikanker, serta pabrik formulasi untuk produk sitotoksik dan hormon.

Brightgene berharap bisa mendukung industri farmasi nasional yang mandiri dan kompetitif. Mereka yakin infrastruktur di KNIC bisa memaksimalkan pembangunan pabrik dan pusat R&D Brightgene.

"Pabrik kami akan bisa menyerap banyak tenaga kerja terutama para peneliti profesional," jelas Johannes Setijono, Komisaris PT Brightgene Biomedical Indonesia, melalui siara pers, Jumat (9/8/2019).

Baca Juga: Realisasi Investasi Farmasi Rendah, Pemerintah Tebar Insentif

KNIC sendiri merupakan kawasan industri milik CFLD International. Perusahaan ini akan memberikan pelayanan terintegrasi dalam proses pendirian pabrik Brightgene di KNIC, yang mencakup penyediaan sistem pembuangan (waste management system), bantuan pengurusan perizinan sejak proses pendirian hingga operasional perusahaan, penghubung dengan pekerja maupun pemerintah, serta penyedia layanan jasa.

"Kami bekerja bersama dengan semua perusahaan penghuni KNIC untuk memastikan hasil yang menguntungkan bagi kedua belah pihak dengan memberikan solusi dari hulu ke hilir yang mencakup penelitian dan perencanaan, pemilihan lokasi pabrik, pembangunan platform, dukungan terhadap industri, pelayanan, dan operasional," jelas juru bicara CFLD International.

Acara groundbreaking pabrik dan pusat R&D PT Brightgene Biomedical Indonesia di KNIC disaksikan oleh Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek; Deputi Bidang Pengawasan Obat dan Napza BPOM Rita Endang; Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun; Pemerintah Kabupaten Karawang; juga para pimpinan perusahaan.

Nila Djuwita F Moeloek menjelaskan, kedatangan Brightgene Biomedical sebagai produsen obat antikanker diharapkan bisa membantu pemerintah dalam menekan anggaran kesehatan nasional untuk biaya pengadaan obat-obatan sehingga lebih terjangkau oleh pasien di Indonesia.

"Kehadiran Brightgene Biomedical akan membantu pemerintah mewujudkan kemandirian bahan baku obat-obatan. Berkembangnya industri bahan baku obat akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan membantu Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan milik pemerintah Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Hadiri Groundbreaking, Menkes Minta Brightgene Biomedical Genjot Bahan Baku Obat Kanker

Sementara itu, Rita Endang menambahkan, "Untuk menjaga kualitas produk bahan baku obat, BPOM mengawal agar pemenuhan persyaratan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dapat diterapkan sesuai standar. Diharapkan produk-produk bahan baku obat (BBO) Brightgene dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor."

Diketahui, Brightgene Indonesia mengalokasikan investasi senilai Rp580 miliar untuk rencana pembangunan selama 10 tahun dengan menargetkan produksi bahan farmasi aktif untuk obat antikanker, anti-virus, sitotoksik, dan obat hormon dalam jumlah dan harga yang kompetitif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: