Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

FBI Buru 'Pulau Pedofil' Jeffrey Epstein

FBI Buru 'Pulau Pedofil' Jeffrey Epstein Kredit Foto: Reuters/Shannon Stapleton
Warta Ekonomi, New York -

Jeffrey Epstein, miliarder Amerika Serikat (AS) terpidana kasus perdagangan seks gadis di bawah umur telah ditemukan tewas di sel penjaranya Sabtu pekan lalu. Pada hari Senin (12/8/2019), para agen FBI terlihat menyerbu pulau pribadi Epstein yang dijuluki sebagai "pulau paedofil".

Otoritas penjara AS menyimpulkan miliarder yang berkawan dengan tokoh-tokoh politik berpengaruh Amerika itu tewas akibat bunuh diri. Sejumlah media Amerika melaporkan, sebelum tewas Epstein sudah memberi tahu penjaga penjara bahwa dia yakin seseorang sedang berusaha membunuhnya.

Tayangan DailyMailTV memperlihatkan para agen FBI turun dari speedboat ke pulau "Little Saint James" milik Epstein di Virgin Island. Para agen tersebut terlihat berkeliling dengan kereta golf.

Saksi mata tersebut mengaku sedang berada di sebuah kapal sewaan dengan para tamu. Dia meminta ditulis anonim.

"Kami sedang menikmati makan siang ketika kami melihat lebih dari selusin orang turun dari speedboat dan mendarat di pulau itu," terang saksi mata yang merekam para agen FBI. 

Dia menambahkan awalnya mereka belum mengetahui bahwa yang turun adalah FBI. Namun setelah melihat lebih jelas, mereka terkejut bahwa itu mereka sedang melakukan penggerebekan.

"Ketika kami melihat lebih tajam, kami dapat melihat logo FBI di bagian belakang baju mereka. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk menyadari bahwa mereka melakukan penggerebekan di rumah Epstein," lanjut saksi mata tersebut.

Pulau seluas 71,5 hektare itu menjadi tempat tinggal utama Epstein setelah ia membelinya pada tahun 1998 dengan harga USD7,95 juta. Dia kemudian membeli pulau "Great St James" pada Januari 2016 seharga USD18 juta.

Pulau "Great St James" sedang menjalani renovasi serius dengan berbagai proyek konstruksi termasuk amfiteater, dermaga tongkang, dua rumah tambahan, susunan tenaga surya dan kantor bawah air serta kolam renang.

Pulau itu merupakan rumah bagi sebuah "kuil" misterius dan sejak itu dikenal sebagai "pulau pedofil" dan "pulau pesta" setelah terungkap bahwa pulau tersebut digunakan Epstein untuk perdagangan seks gadis-gadis di bawah umur.

Surat dakwaan pengadilan telah mengonfirmasi kejahatan Epstein di pulau tersebut.

"Selama bertahun-tahun, Jeffrey Epstein, terdakwa, mengeksploitasi secara seksual dan melecehkan puluhan gadis kecil di rumahnya di Manhattan, New York, dan Palm Beach, Florida, di antara lokasi lainnya," demikian surat dakwaan di pengadilan itu berbunyi.

Pulau pribadi Epstein itu diduga menjadi pusat dari cincin perdagangan manusia, di mana ia dilaporkan menganiaya gadis-gadis seusia 14 tahun. Di pulau pribadinya, Epstein dilaporkan melakukan perbudakan seksual terhadap para gadis di bawah umur.

Menurut laporan The Cut, tokoh-tokoh terkenal ikut memanfaatkan perbudakan seksual yang dilakukan sang miliarder.

Semasa hidup, Epstein memiliki hubungan dekat dengan kalangan selebritas, politisi, dan bahkan keluarga Kerajaan Inggris. Mantan Presiden AS Bill Clinton dan Presiden Donald Trump hingga Pangeran Andrew dari Inggris serta mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dikenal memiliki hubungan dekat dengan miliarder tersebut.

Penggerebakan pulau pribadi Epstein oleh para agen FBI terjadi bersamaan dengan pengumuman Jaksa Agung Bill Barr pada hari Senin bahwa siapa pun yang terlibat dengan kejahatan Epstein seharusnya tidak tenang.

"Para korban pantas mendapatkan keadilan dan mereka akan mendapatkannya," kata Bar, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (13/8/2019).

Barr telah mengeluhkan tentang penanganan Epstein oleh Lembaga Pemasyarakatan Manhattan (MCC).

"Saya terkejut, dan memang seluruh departemen, dan terus terang marah mengetahui kegagalan MCC untuk mengamankan tahanan ini," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: