Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebutuhan Meningkat, Turki Datangkan S-400 Rusia Agustus

Kebutuhan Meningkat, Turki Datangkan S-400 Rusia Agustus Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Ankara -

Kerja sama Turki dan Rusia di bidang pertahanan militer nampaknya semakin ke arah saling menguntungkan. Pasalnya, pihak Turki kembali menginginkan senjata rakitan Rusia S-400 kembali diboyong ke negaranya. 

Pemerintah Turki melalui Menteri Pertahanan Hulusi Akar berharap skuadron kedua sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia akan dikirim ke Turki pada bulan Agustus atau September. 

"Skuadron kedua S-400 diharapkan akan dikirim pada Agustus atau September," katanya.

Dia menambahkan, selepas Perjanjian INF kebutuhan militer Turki untuk S-400 semakin meningkat. 

"Sejak Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) berakhir, Turki akan memiliki kebutuhan yang meningkat untuk sistem S-400," terangnya lagi pada hari Senin, seperti dikutip dari surat kabar Hurriyet, Selasa (13/8/2019).

Diketahui Perjanjian INF 1987 adalah traktat pencegah perang nuklir era Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Rusia.

Menteri Pertahanan Turki itu menambahkan, selama pembicaraan baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) telah menawarkan kesepakatan baru kepada Ankara. Namun, dia tidak memberikan detail apa pun soal tawaran yang dimaksud.

Berita tentang pembicaraan Rusia dan Turki tentang pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 pertama kali muncul pada bulan November 2016. CEO Rostec, Sergei Chemezov, mengatakan pada Desember 2017 bahwa kesepakatan pembelian senjata pertahanan canggih Moskow itu bernilai USD2,5 miliar.

Kementerian Pertahanan Turki kemudian mengumumkan pengiriman perdana S-400 dimulai 12 Juli 2019.

Amerika Serikat (AS) yang berulang kali menentang pembelian sistem rudal itu mendesak Ankara untuk membatalkan kontrak pembelian atau memilih dikeluarkan dari porgram jet tempur F-35. Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan menolak membatalkan kontrak dan pada akhirnya Washington mendepak Ankara dari program konsorsium bersama jet tempur generasi kelima tersebut.

AS dan NATO sudah beberapa kali memperingatkan Turki bahwa senjata yang dibeli dari Rusia itu membahayakan jet tempur F-35 dan sistem senjata NATO lainnya. Namun, Erdogan menyatakan tidak ada bukti yang menguatkan klaim tersebut.

Sekadar diketahui, S-400 Triumf yang oleh NATO dinamai SA-21 Growler adalah sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi pada tahun 2007. S-400 Triumf dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan rudal balistik termasuk rudal jarak menengah serta dapat digunakan terhadap target di darat. Sistem S-400 dapat menghantam target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 35 km.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: