Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inggris Ingin Keluar UE, Trump: Kami Akan Bantu!

Inggris Ingin Keluar UE, Trump: Kami Akan Bantu! Kredit Foto: Reuters/Aaron Chown
Warta Ekonomi, London -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap Inggris sukses meninggalkan Uni Eropa (UE) atau Brexit dengan atau tanpa kesepakatan. Namun, Washington nampaknya akan mendukung dengan kesepakatan perdagangan bebas AS-Inggri.

Penasehat keamanan nasional AS John Bolton menjelaskan sikap Trump itu pada para pejabat Inggris di London, kemarin. Saat AS bersiap meninggalkan UE pada 31 Oktober, banyak diplomat memperkirakan London menjadi semakin tergantung pada AS.

Bolton berada di London untuk dua hari perundingan dengan para pejabat Inggris serta memperbaiki hubungan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson setelah beberapa kali ketegangan antara Trump dan pendahulu Johnson, Theresa May.

Pesan utama Bolton adalah menegaskan AS akan membantu Brexit dengan kesepakatan perdagangan bebas yang sedang dibahas oleh Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Perwakilan Dagang Inggris Liz Truss.

Sumber pejabat pemerintahan Trump menyatakan, Trump ingin melihat kesuksesan Inggris keluar dari UE dan kesepakatan dagang akan membantu Inggris.

“Trump ingin bekerja sama dengan pemerintahan May dalam kesepakatan dagang tapi pemerintahannya tidak mau. Pemerintahan ini mau. Kami sangat senang tentang itu,” terang sumber pejabat AS tersebut pada Reuters.

Setelah sarapan dengan anggota parlemen dari Partai Konservatif Inggris Bernard Jenkin, Bolton makan siang bersama Sekretaris Kabinet Inggris Mark Sedwill. Bolton kemudian bertemu Edward Lister yang merupakan kepala penasehat strategis Johnson di No 10 Downing Street. Kemudian Bolton akan beretemu Sajid Javid, menteri keuangan yang baru.

Hari ini, Bolton dijadwalkan bertemu Truss serta Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dan menteri luar negeri untuk Brexit Steven Barclay, serta beberapa pejabat lain.

Bolton diperkirakan mendorong para pejabat dari pemerintahan baru PM Johnson agar menyatukan kebijakan terhadap Iran, saat AS mendorong tekanan lebih keras pada Teheran.

Inggris sejauh ini mendukung Uni Eropa tetap berada dalam kesepakatan nuklir Iran 2015, tapi London mempertimbangkan sikap lebih keras pada Teheran setelah penahanan satu kapal tanker minyak Inggris di Selat Hormuz.

Marinir Inggris juga telah menahan satu kapal tanker Iran yang dituduh menyelundupkan minyak ke Suriah saat kapal berada di lepas pantai Gibraltar pada 4 Juli lalu. Bulan ini, Inggris bergabung AS dalam misi keamanan maritim di Teluk untuk melindungi kapal-kapal dagang.

Trump juga mendesak Inggris bersikap lebih keras pada perusahaan telekomunikasi China, Huawei, karena dicurigai memiliki risiko keamanan nasional terkait teknologi 5G. AS ingin aliansinya, termasuk Inggris tidak menggunakan peralatan dari Huawei.

Dewan Keamanan Nasional Inggris yang saat itu dipimpin May, bertemu untuk membahas isu Huawei pada April. Mereka memutuskan menghalangi Huawei dari semua bagian penting jaringan 5G tapi memberikan akses terbatas pada bagian yang tak terlalu sensitif.

Bolton berharap dapat memiliki sikap lebih bersahabat pada isu Huawei dari pemerintahan Johnson. Keputusan akhir belum diambil oleh pemerintah Inggris.

Sementara itu, para pakar kesehatan memperingatkan kemungkinan keterbatasan sejumlah obat jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan. Kelompok lobi makanan dan minuman Inggris memperingatkan, negara itu akan mengalami keterbatasan beberapa jenis makanan segar jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan.

Sejumlah perusahaan farmasi juga telah mengungkapkan kekhawatiran tentang obat-obatan. Beberapa perusahaan telah menambah kapasitas pengangkutan udara untuk membawa suplai obat jika dibutuhkan.

Meski demikian, dampak pada suplai obat itu akan terasa tak hanya di Inggris.

“Sekitar 45 juta boks obat dikirimkan dari Inggris ke Uni Eropa setiap bulan dalam perdagangan bernilai hampir USD14,5 juta pada 2016,” demikian bunyi laporan parlemen Inggris.

Para pakar menyatakan gangguan itu tak dapat dihindari jika Inggris keluar UE tanpa kesepakatan. PM Johnson telah menegaskan, dia akan membawa Inggris keluar UE pada 31 Oktober tanpa kesepakatan jika UE menolak menegosiasikan kesepakatan baru Brexit.

Beberapa obat mungkin tidak memerlukan persetujuan regulator sehingga masih dapat terus dikirim dari Inggris. Sekitar 1 miliar boks obat dikirim ke satu tujuan atau lainnya setiap tahun, menurut data industri kesehatan.

Meningkatnya kontrol bea cukai di pelabuhan dan perbatasan lain antara Inggris dan UE juga dapat mengganggu suplai obat dan bahan kimia yang diperlukan untuk memproduksinya.

“Meski ada persiapan intensif oleh industri untuk semua skenario, Brexit tanpa kesepakatan berisiko mengganggu suplai obat di penjuru UE,” papar Andy Powrie-Smith, pejabat Federasi Eropa untuk Industri dan Asosiasi Farmasi.

Regulator obat UE, Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan UE telah siap untuk Brexit dan telah menyelesaikan otorisasi untuk hampir semua 400 obat dalam pengawasan mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: