Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asing Lepas Saham BCA, Astra dan BRI Buat IHSG Keok

Asing Lepas Saham BCA, Astra dan BRI Buat IHSG Keok Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini terkoreksi 0,63% ke level 6.210,96 poin. Jangkauan pergerakan IHSG sepanjang hari ini berada pada level terendah di 6.198,07 hingga level tertinggi di 6.251,31. Saham sektor Industri Dasar turun hingga -2.29% dan Konsumer -1.26% memimpin pelemahan. Sedangkan saham-saham sektor pertanian naik +2.99% terutama CPO menguat diantara pelemahan mayoritas sektoral. 

 

“Sentimen penegasan penerapan B30 diawal tahun depan dan B50 di akhir tahunnya menjadi katalis utama untuk produsen CPO,” kata Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Selasa (13/8/2019). 

 

Baca Juga: Selasa Sore, Asing Cabut Dana Rp1 Triliun dari Pasar Modal

 

Ia mengungkapkan bahwa B20 yang saat ini sedang berlangsung terclaim telah konsisten membantu negara menghemat US$5,5 miliar dari impor bahan bakar per tahun sehingga pemerintah membuka peluang penambahan campuran CPO terhadap biosolar 30% hingga 50% di tahun depan. Stock persediaan CPO di Malaysia pun dilaporkan menurun cukup rendah dibulan July karena naiknya import CPO dari India dan China.

 

Namun, aksi jual Investor asing tercatat sangat besar dilevel Rp1,03 Triliun dengan saham BBCA, ASII dan BBRI yang menjadi top net sell value. “Aksi jual investor asing ini mengiringi pelemahan nilai tukar rupiah (-0.53%) cukup dalam kelevel Rp14.325 per USD,” tambahnya. 

 

Baca Juga: Cuma Naik 0,01% di Awal Sesi I, IHSG Banting Stir ke Zona Merah

 

Memang, terlihat jika ekuitas Asia melemah signifikan. Indeks Nikkei -1.11%, TOPIX -1.15%, HangSeng -2.10% dan Shanghai -0.90% melemah signifikan. Gejolak unjuk rasa di HongKong dan Argentina memaksa investor untuk berhati-hati pada aset beresiko. Pengunjuk rasa anti pemerintah di Hongkong kembali menargetkan bandara dan para pemimpin kota. 

 

“Tanda-tanda dampak perang dagang semakin meningkat ditambah kerusuhan anti pemerintah di Hongkong dan Argentina. Pemerintah Singapura memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih rendah mendekati angkat nol persen,” ucapnya. 

 

Baca Juga: HT-Trump Jr Bertemu, Simak Yuk Geliat Deretan Saham MNC Group!

 

Sementara, di Eropa ekuitas dibuka lebih rendah setengah persen diawal sesi perdagangan. Indeks Eurostoxx (-0.61%), FTSE (-0.50%) dan DAX (-0.83%) turun cukup signifikan diawal sesi mengikuti pelemahan mayoritas indeks saham Asia. Saham-saham Industri dasar dan perbankkan menjadi penekan. 

 

“AS dan China tidak memberikan kelonggaran terhadap perang dagang mereka dan sejumlah data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan global, para investor melanjutkan fokusnya pada angka PDB zona euro minggu ini dan laporan produksi industri dari Tiongkok dan Amerika untuk petunjuk lebih lanjut tentang prospek,” jelas Lanjar. 

 

Baca Juga: Global Was-Was Kerusuhan Hong Kong, Tekanan Jual Merajalela di Bursa Asia

 

Lebih lanjut Ia menyebutkan jika sesuai perkirakaan sebelumnya secara teknikal pergerakan IHSG cenderung menguji support setelah tidak mampu kuat diatas MA200 dan break out bearish trend line.  Indikator Stochastic, RSI dan MACD memberikan signal kejenuhan dalam trend penguatan dan bergerak menuju area oversold, meskipun pada pergerakan terakhir IHSG berhasil ditutup diatas level 6200 dengan indikatif kuatnya level tersebut. 

 

“Sehingga diproyeksikan IHSG akan bergerak menguat terbatas bertahan diatas level 6200 meskipun dalam pergerakan yang cukup berat pada support resistance 6180-6257,” terangnya. 

 

Adapun, saham-saham yang cukup menarik secara teknikal diantaranya saham TBLA, AALI, LSIP, GGRM, BBNI, PNBN, ASII, ADRO, UNTR dan ERAA.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: