Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Hari Lumpuh, Penumpang di Bandara Internasional Hong Kong Tak Bisa Check-In

2 Hari Lumpuh, Penumpang di Bandara Internasional Hong Kong Tak Bisa Check-In Kredit Foto: Foto: AFP.
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Check-in penerbangan di Bandara Internasional Hong Kong untuk kedua hari berturut-turut ditunda. Hal tersebut terkait adanya demonstrasi anti-pemerintah yang terjadi. Salah satu bandara tersibuk di dunia itu telah menjadi lokasi demonstrasi selama lima hari terakhir. Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam memberikan peringatan baru kepada para demonstran, mengatakan bahwa kota itu berada dalam situasi yang berbahaya.

 

"Situasi di Hong Kong dalam sepekan terakhir telah membuat saya sangat khawatir, kita telah mencapai situasi berbahaya," ujar Lam dalam konferensi pers pada Selasa.

 

Walaupun telah mengumumkan membuka kembali bandara, dengan kerumunan demonstran yang terus berkumpul pada Selasa, pejabat bandara Hong Kong mengumumkan bahwa semua check-in ditangguhkan dari pukul 16.30 waktu setempat.

 

Lewat pernyataan resmi di laman bandara, Selasa (13/8/2019) menjelaskan para penumpang yang belum melalui pemeriksaan keamanan disarankan untuk meninggalkan bangunan terminal “sesegera mungkin”. Video di media sosial menunjukkan penumpang berjuang untuk melewati para demonstran, yang duduk di dalam bandara menghalangi keberangkatan.

 

1h1bqy0939q5qiptr3lt_21973.jpg

 

Jelang pengumuman pembatalan, foto-foto dari dalam bandara tampak menunjukkan para demonstran menggunakan troli bagasi untuk membangun barikade dan membuat beberapa wisatawan tertekan pada gangguan tersebut. Gangguan yang terjadi pada Senin, 12 Agustus telah membuat ratusan penerbangan di bandara dibatalkan. Beberapa maskapai, termasuk Cathay Pacific bahkan telah membatalkan puluhan penerbangannya sebelum pengumuman pada Selasa.

 

Sampai saat ini, belum diketahui sejauh mana situasi di bandara akan mempengaruhi ketibaan pesawat di sana. Kerusuhan massal telah mengguncang Hong Kong selama 10 pekan dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

 

Demonstrasi itu dimulai sebagai reaksi atas RUU ekstradisi yang sekarang telah ditangguhkan, tetapi telah berkembang menjadi gerakan pro-demokrasi dan anti-Beijing. Protes dipicu oleh ketakutan bahwa kebebasan yang dinikmati Hong Kong sebagai wilayah administratif khusus China tengah dikikis.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: