Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mounir Baatour, Pria Gay yang Calonkan Diri Jadi Presiden Tunisia

Mounir Baatour, Pria Gay yang Calonkan Diri Jadi Presiden Tunisia Kredit Foto: (Foto: AP)
Warta Ekonomi, Tunis -

Seorang pengacara gay mengumumkan jika dirinya akan maju sebagai calon presiden Tunisia. Hal tersebut membuatnya homoseksual pertama yang mencalonkan diri sebagai pejabat tinggi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

 

Pria bernama lengkap Mounir Baatour merupakan ketua Partai Liberal dan pengacara di Pengadilan Kasasi menampilkan dirinya sebagai pembela hak-hak LGBTQ. Partainya mengatakan bahwa pencalonan Mounir merupakan yang pertama dan akan menjadi tolok ukur dalam sejarah perpolitikan di Tunisia.

 

Akan tetapi, sebelum Baatour mengumumkan pencalonannya, sebuah petisi yang ditandatangani oleh 18 kelompok, memperingatkan bahwa pencalonannya akan merepresentasikan bahaya bagi komunitas mereka.

 

Tahun 2013 silam, Baatour dimasukkan ke dalam penjara terkait tuduhan sodomi terhadap seorang siswa berusia 17 tahun. Dirinya menolak tuduhan tersebut. Menurut undang-undang Tunisia, memiliki catatan kriminal tidak membuat seseorang dilarang mengikuti pemilihan presiden.

 

“Fakta bahwa saya gay tidak mengubah apa pun. Ini adalah pencalonan seperti yang lainnya, 'kata Baatour sebagaimana dilansir Daily Mail, Selasa (13/8/2019).

 

"Saya memiliki program ekonomi, sosial, budaya dan 

pendidikan untuk segala sesuatu yang memengaruhi warga Tunisia dalam kehidupan sehari-hari mereka," tambahnya.

 

Pada bulan lalu, petisi menentang pencalonan dirinya sebagai calon presiden telah ditandatangani oleh banyak organisasi untuk hak-hak lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks dan queer.

 

“Kami berpikir bahwa Baatour tidak hanya mewakili ancaman tetapi juga bahaya besar bagi komunitas kami,” tulis isi petisi tersebut.

 

Seperti diketahui, pemilihan umum Tunisia semula direncanakan untuk digelar pada November, namun dipercepat setelah meninggalnya presiden petahana, Beji Caid Essebsi pada bulan lalu. Pemilihan tersebut akan digelar pada 15 September.

 

Menurut Perdana Menteri Tunisia, Youssef Chahed pada Kamis menjelaskan jika dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang. Kemungkinan dirinya akan menghadapi persaingan dari Abdelfattah Mourou dari Partai Ennahdha dan tokoh media kontroversial Nabil Karoui.

Hingga Kamis pekan lalu, sebanyak 50 kandidat telah mendaftarkan pencalonan mereka.

 

Tunisia sendiri saat ini telah dipuji sebagai negara yang berhasil bertransisi menuju demokrasi yang jarang muncul dari pemberontakan Arab Spring. Tetapi, negara itu tengah berjuang menghadapi serangan jihadis yang terus terjadi, inflasi dan angka pengangguran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Berita Terkait