Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB Serukan Penyelidikan Pelanggaran Polisi Hong Kong

PBB Serukan Penyelidikan Pelanggaran Polisi Hong Kong Kredit Foto: En.wikipedia.org
Warta Ekonomi, Jenewa -

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mendesak untuk dilakukannya penyelidikan terhadap polisi Hong Kong yang telah menembakkan gas air mata kepada para pemrotes. Cara-cara tersebut secara jelas dilarang berdasarkan hukum internasional.

Dilansir dari Reuters pada Rabu (14/8/2019), Komisioner Michelle Bachelet mengatakan, otoritas Hong Kong harus berdialog dengan para pedemo pro-demokrasi untuk memulihkan keamanan publik.

"Para petugas dapat terlihat menembakkan tabung gas air mata ke daerah-daerah yang ramai dan tertutup, dan secara langsung pada para pemrotes secara berulang kali, menciptakan risiko kematian atau cedera serius yang besar," terang Bachelet.

Bachelet juga menyerukan, pihak-pihak berwenang Hong Kong menghormati dan menghargai suara-suara para demonstran.

“Mendesak otoritas Hong Kong untuk bertindak, untuk memastikan bahwa hak-hak mereka yang mengekspresikan pandangan mereka secara damai dihormati dan dilindungi," lanjutnya.

Dia menuturkan, setiap tindakan yang diambil oleh petugas kepolisian hendaknya memerhatikan langkah-langkah yang proporsional dan adil.

"Sambil memastikan bahwa tanggapan oleh petugas penegak hukum atas setiap kekerasan yang mungkin terjadi adalah proporsional," tuturnya.

Juru bicaranya, Rupert Colville, mengakui bahwa pasukan keamanan Hong Kong berada dalam situasi yang sulit.

"Kami tidak mengatakan itu mudah, tetapi bagaimanapun mereka harus menghindari ekses, jika tidak mereka hanya dapat memperburuk situasi," kata Colville.

Colville mengatakan Bachelet telah berkomuniasi dengan pejabat Hong Kong dan China tentang situasi tersebut.

Ditanya tentang komentar China bahwa "kecambah terorisme" muncul di Hong Kong, ia berkata jangan hanya menggunakan retorika yang hanya memunculkan ketegangan lain. Ia juga menegaskan perlu adanya dialoh antara kedua belah pihak, yakni China dan Hong Kong.

"Penggunaan retorika yang kuat dari jenis yang Anda sebutkan hanya dapat meningkatkan ketegangan dan membuat situasi yang sangat tidak stabil berubah menjadi lebih buruk. Perlu ada upaya tulus dari semua pihak menuju proses dialog," tutup dia.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: