Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari BRI, BCA, Mandiri, ASII, hingga UNTR Jadi Bulan-Bulanan Investor, Cek Faktanya Biar Gak Keliru!

Dari BRI, BCA, Mandiri, ASII, hingga UNTR Jadi Bulan-Bulanan Investor, Cek Faktanya Biar Gak Keliru! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak tertekan di zona merah setelah isu resesi global mengemuka. Alhasil, saham-saham dalam pasar modal Indonesia pun ikut terdampak dari koreksi IHSG. 

Berdasarkan pantauan WE Online, ada lima saham yang menjadi bulan-bulanan investor sehingga bertengger di daftar teratas sebagai saham dengan net foreign sell (NFS) paling tinggi pada perdagangan sesi I, Kamis (15/08/2019). 

Baca Juga: Pantas Rupiah Jadi Terlemah di Dunia, Kan Investor Ketakutan Soal. . . .

Tiga saham tersebut merupakan saham perbankan, dan dua lainnya merupakan saham dalam Grup Astra. Berikut adalah rangkuman perdagangan serta informasi terbaru dari masing-masing emiten tersebut.

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Saham BBRI menduduki posisi teratas sebagai saham NFS paling tinggi. Hingga pukul 10.47 WIB, nilai asing yang keluar dari saham BBRI mencapai Rp96,3 miliar sehingga menyebabkan koreksi saham sebesar 1,15% menjadi Rp4.280 per saham. 

Baca Juga: Yah! Beban Akuisisi Bikin Pertumbuhan Cuan BRI Kurang Ekspansif

Kinerja keuangan yang kurang ekspansif di semester I, di mana laba perusahaan hanya tumbuh 8,19% menjadi Rp16,16 triliun, melambar dari peiode sebelumnya. Penyaluran kredit yang tumbuh 11,84% menjadi Rp888,32 triliun menjadi kontributor utama terhadap capaian laba perusahaan. 

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Posisi berikutnya ditempati oleh saham BBCA dengan bukuan nilai asing jual bersih mencapai Rp42,2 miliar. Tingginya tekanan jual membuat saham BBCA terkoreksi 1,25% menjadi Rp29.675 per saham.

Baca Juga: Rating BCA dan Astra Turun Takhta, Jadi Sebab Investor Asing Kabur

Sentimen negatif yang membayangi pergerakan saham BBCA adalah penurunan rating secara fundamental dari bank raksasa di Indonesia itu. Tekanan jual atas saham BBCA sudah berlangsung sejak sepekan lalu, di mana selama periode tersebut saham BBCA terkoreksi hingga 3,66%.

3. PT Astra International Tbk (ASII)

Saham berikutnya datang dari Grup Astra. Dari saham ASII ini, investor tercatat telah membawa lari keuntungan sebesar Rp27,2 miliar sehingga menyebabkan harga saham ASII terkoreksi 1,87% menjadi Rp6.550 per saham.

Baca Juga: Bahana Kasih Rekomendasi Hold untuk Saham ASII, Kenapa?

Faktor yang membuat tingginya minat investor untuk keluar dari saham ASII serupa dengan yang dialami oleh saham BBCA, yakni penurunan rating secara fundamental oleh beberapa institusi keuangan yang mmebuat pelaku pasar berpikir ulang untuk mengoleksi saham ASII. Dalam sepekan terakhir, saham ASII telah amblas hingga 8,39% akibat terpaan sentimen tersebut.

4. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Saham berikutnya masih datang dari Grup Astra, yaitu UNTR. Siang ini, saham UNTR membukukan nilai asing jual bersih sebesar Rp14,4 miliar, di mana harga sahamnya terkoreksi mendalam hingga 2,78% ke level Rp20.975 per saham. 

Baca Juga: Investor Masih Serok Cuan di Saham United Tractors, Saham ASII Juga!

Faktor kinerja di semester I menjadi sentimen utama yang membuat saham UNTR ramai dilepas asing. Hingga akhir Juni 2019, UNTR membukukan pertumbuhan laba yang relatif kecil, yakni hanya 1,75% dari Rp5,48 triliun menjadi Rp5,58 triliun.

Kinerja tersebut tertekan oleh penurunan harga komoditas batu bara dan CPO sehingga turut memengaruhi permintaan alat berat dari UNTR. 

5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

saham berikutnya kembali datang dari sektor perbankan, yaitu BMRI. Saat ini, asing telah menarik keuntungan dari saham BMRI dengan akumulasi nilai jual bersih sebesar Rp10,9 miliar. Alhasil, saham BMRI amblas 2,00% ke level Rp7.350 per saham.

Baca Juga: Bank Mandiri: Isu Bangkrut seperti Diskenariokan!

Asal tahu saja, beberapa waktu lalu BMRI diterpa oleh berbagai kondisi kurang baik, seperti saldo rekening nasabah yang bermasalah hingga beredarnya pesan gelap melalui Whatsapp yang menyebutkan BMRI berpotensi bangkrut sehingga akan jatuh ke tangan China.

Manajemen BMRI telah menepi isu kebangkrutan tersebut dan mengatakan bahwa pesan tersebut sengaja disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan mendiskreditkan BMRI sebagai salah satu bank milik pemerintah. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: