Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

6 Staf Medis di China Ditahan, Diduga Ambil Organ Pasien Secara Ilegal

6 Staf Medis di China Ditahan, Diduga Ambil Organ Pasien Secara Ilegal Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Beijing -

Enam staf medis, termasuk seorang dokter, telah ditangkap pihak berwenang di China karena dicurigai melakukan pengambilan organ secara ilegal dari pasiennya.

Pada Rabu (14/8/2019), Thepaper.cn melaporkan bahwa pasien yang dimaksud, Li Ping, telah mengalami mati otak setelah diserang putranya dengan kapak di Provinsi Anhui, tenggara China pada Februari tahun lalu.

Putra Li yang lain, Shi Xianglin, yang juga terluka dalam serangan itu, mengatakan bahwa keluarganya diberitahu bahwa mereka akan diberikan 200.000 yuan (sekira Rp406 juta) dalam bentuk "subsidi pemerintah" jika mereka setuju untuk menyumbangkan organ Li. Pasien itu kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit di Nanjing tempat prosedur pengambilan organ dilakukan.

Tetapi Shi menjadi curiga setelah mengetahui bahwa formulir otorisasi transplantasi belum diisi dengan benar dan menghubungi Pusat Administrasi Donasi Organ China.

Dia mengatakan bahwa Kepala Unit Perawatan Intensif Huaiyan, Yang Suxun, menginformasikan kepada keluarganya bahwa dia telah mengajukan "subsidi tingkat tertinggi" dari pemerintah. Tetapi staf dari Palang Merah, yang membantu menjalankan pusat donor organ, mengatakan kepadanya bahwa pemerintah tidak membayar sumbangan.

Li Hiu membeberkan bahwa donasi organ itu gratis dan tidak dipungut biaya sedikitpun apalagi untuk kompensasi kepada keluarga donor.

"Donasi organ gratis. Tidak mungkin membayar ratusan ribu yuan sebagai kompensasi kepada keluarga donor," kata Pimpinan Cabang Palang Merah Huaiyuan, Li Hu sebagaimana dilansir South China Morning Post, Kamis (15/8/2019).

Shi melaporkan kecurigaannya kepada otoritas kesehatan setempat pada Juni tahun lalu dan penyelidikan mulai dilakukan.

Dia juga mengatakan kepada penyelidik bahwa dia telah menerima kiriman pembayaran sebesar 460.000 yuan (sekira Rp943 juta) melalui perantara sebagai upaya agar dia tutup mulut.

Yang dan lima karyawan yang tidak disebutkan namanya dari rumah sakit Nanjing telah ditangkap dan pada Mei tahun ini mereka dituduh menghina mayat, kejahatan yang dapat dijatuhi hukuman maksimal tiga tahun penjara. Kasus ini belum diadili.

Putra yang menyerang Li akhirnya dihukum 14 tahun dan delapan bulan penjara karena serangan fatal. Pengadilan memutuskan bahwa penyakit mental yang dia derita berarti mengurangi tanggung jawabnya.

China membentuk sistem donasi sukarela pada 2015 sebagai bagian dari serangkaian tindakan untuk merespons tuduhan bahwa mereka mengizinkan perdagangan organ dan mengambilnya dari tahanan yang dieksekusi. Proses ini sekarang diawasi oleh Pusat Administrasi Donasi Organ China, yang berafiliasi dengan Palang Merah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: