Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembelot Korea Utara Ditemukan Tewas di Apartemen

Pembelot Korea Utara Ditemukan Tewas di Apartemen Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Seoul -

Mayat seorang pembelot Korea Utara dan putranya ditemukan di apartemen di Seoul. Menurut laporan media bahwa keduanya tampak meninggal karena mengalami kelaparan.

 

Pihak kepolisian menjelaskan bahwa pembelot merupakan seorang ibu bermarga Han, dan putranya yang berusia enam tahun, ditemukan pada 31 Juli, sekira dua bulan setelah kematian mereka.

 

"Kami tidak melihat tanda-tanda pembunuhan atau bunuh diri," kata seorang petugas di Kantor Polisi Gwanak, Seoul kepada AFP.

 

"Kami sedang menunggu untuk mendapatkan hasil otopsi dari Badan Forensik Nasional".

 

Pembelot Korea Utara telah memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi dari pihak berwenang Korea Selatan, namun beberapa dari mereka masih kesulitan untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Selatan yang sangat berbeda.

 

Menurut surat kabar Dong-A Ilbo menyebutkan bahwa Han, diperkirakan berusia 40-an tahun, menarik uang sebesar 3.858 won (sekira Rp45.300) yang dia miliki di rekening banknya dua pekan lalu.

 

Disebutkan jika sewa bulanan dan tagihan gasnya sudah jatuh tempo lebih dari setahun dan tidak ada makanan di lemari esnya ketika kedua jasad itu ditemukan. Han membelot ke Selatan melalui China dan Thailand pada 2009, kemudian menikah dengan pria Korea-China dan pindah ke China. Setelah bercerai, dia kembali ke Seoul tahun lalu dengan putranya tetapi kesulitan mencari pekerjaan. Polisi menolak mengonfirmasi laporan Dong-A Ilbo itu.

 

Korea Selatan merupakah negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, tetapi kematian keluarga karena kemiskinan dan isolasi sosial telah sering dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir. Data pemerintah menunjukkan bahwa pada 2017, pembelot Korea Utara memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi daripada orang Korea Selatan secara keseluruhan, dengan kelompok kampanye menunjukkan trauma, isolasi dan kesulitan keuangan sebagai penyebabnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: