Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua Komite Olimpiade Indonesia: Level Kita Olimpiade, Bukan Lagi SEA Games

Ketua Komite Olimpiade Indonesia: Level Kita Olimpiade, Bukan Lagi SEA Games Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun lalu Indonesia sukses menyelenggarakan dan memperoleh hasil positif di Asian Games 2018. Ke depan, Indonesia kini dihadapkan dengan gelaran SEA Games yang akan digelar di Filipina. 

Saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Kontingen Merah Putih berhasil mendulang 31 medali emas dan menduduki posisi empat besar. Semua berpesta dan berdoa agar prestasi itu berlanjut di event besar lainnya, SEA Games dan Olimpiade.

Tahun ini, SEA Games tinggal hitungan bulan. Sedangkan Olimpiade akan digelar tahun depan. Artinya, ini dua event yang tentu saja penting. Asian Games bisa dianggap sebagai jalan meningkatkan kepercayaan diri, SEA Games adalah relaksasi, puncaknya tentu saja Olimpiade Tokyo 2020.

Indonesia harus bisa mempertahankan prestasi yang diraih di Asian Games lalu. Sebab, capaian itu merupakan prestasi tertinggi olahraga Indonesia sepanjang sejarah. Jadi, persiapan untuk bisa mengulangi kesuksesan itu patut dilanjutkan dengan meraih hasil lebih baik lagi.

Sayang, kabar persiapan para atlet Indonesia jelang SEA Games, masih adem ayem. Padahal, multievent terbesar di Asia Tenggara tersebut, tinggal menyisakan tiga bulan lagi sebelum berlangsung di Manila. Indonesia butuh peningkatan lebih baik setelah meraih hasil buruk pada tiga edisi sebelumnya.

Setelah menjadi juara umum di SEA Games 2011, Indonesia terus mengalami pemerosotan dalam menuai prestasi pada ajang itu. Buktinya, kontingen Indonesia hanya mampu menempati peringkat lima pada SEA Games Singapura 2015 dan SEA Games Malaysia 2017.

Catatan ini tentu menjadi indikasi, jika prestasi olahraga tidak pernah stabil. Perlakuan berbeda diberikan Indonesia pada SEA Games Filipina yang digelar mulai 30 November sampai 11 Desember 2019 tersebut. Pemerintah mengatakan, mayoritas kontingen Indonesia harus diisi atlet muda dengan persentase 60 persen atlet junior dan 40 persen atlet senior.

Keputusan ini memunculkan keraguan terkait kemampuan Indonesia menjadi juara umum. Namun, langkah itu diambil sebagai bagian dari regenerasi dari atlet Indonesia dan demi fokus pada Olimpiade. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir mengatakan, seluruh cabor harus fokus hadapi Olimpiade 2020.

Sementara SEA Games 2019 disebutnya hanya jadi sasaran memberikan kesempatan bagi generasi muda mendapatkan pengalaman dalam bertanding di event besar.

"Level atlet kita naik dari Asian Games ke Olimpiade, bukan turun lagi ke SEA Games," ungkap Erick.

Jelas, Olimpiade bakal menjadi tujuan utama bagi atlet-atlet Indonesia. Bukan hanya untuk meraih medali, tapi bisa mendapatkan tiket bertanding ke Olimpiade juga tidak mudah. Ada tahapan yang harus dilakukan para atlet agar bisa mencapai tujuannya.

Bahkan, cabor unggulan Indonesia yang mendulang medali emas di Asian Games, ada yang tidak dipertandingkan di Tokyo. Sebut saja pencak silat yang menjadi pendulang emas terbanyak untuk kontingen Indonesia dengan 15 medali dari total 31 emas yang diraih Indonesia.

Cabor tersebut tidak akan dipertandingkan di Tokyo nanti. Hal ini tentu bakal memengaruhi perjuangan Indonesia dalam mengumpulkan medali di multievent terbesar di dunia tersebut. Selama ini, bulut angkis dan angkat besi selalu menjadi tumpuan Indonesia dalam mendulang medali di Olimpiade.

Tahun depan, Indonesia dipastikan bertumpu kepada dua cabor tersebut. Dari 13 kali ikut Olimpiade, pasukan Merah Putih sudah mengumpulkan 25 medali, dengan rincian 6 emas, 9 perak, dan 10 perunggu.

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewabroto mengakui, untuk bisa menjadi juara umum di SEA Games hal yang mustahil. Indonesia kebanyakan menurunkan atlet muda guna menambah jam terbang pada event internasional.

Namun, pemerintah tetap memiliki target penting pada ajang tersebut.

"Minimal Indonesia (peringkat) 3-4 besar. Tapi kalau untuk juara umum, itu akan sangat sulit. Tapi yang harus di ketahui, SEA Games dan Asian Games itu beda. Kalau Asian Games itu ketat sekali, terkait penentuan cabor-cabornya. Namun, SEA Games kebanyakan ditentukan pihak tuan rumah," tutur Gatot. 

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Joko Pramono menyatakan, dukungan pemerintah sangat diharapkan cabornya bisa menuai prestasi.

Menurut dia, anggaran yang diperlukan tidak sedikit dalam mempersiapkan atlet-atletnya. Apalagi, dua event besar sudah menunggu.

"Sampai saat ini dukungan pemerintah oke dan masih diserahkan ke PB," ungkap Joko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: