Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meningkat 42%, Alibaba Bukukan Pendapatan Rp239,4 Triliun

Meningkat 42%, Alibaba Bukukan Pendapatan Rp239,4 Triliun Kredit Foto: Alibaba Cloud
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Alibaba Group Holding Limited mencatatkan pendapatan 114,92 miliar reminbi atau US$16,74 miliar (sekitar Rp237,7 triliun) per Juni 2019. Perolehan ini meningkat 42% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Penyumbang terbesar pendapatan Alibaba adalah lini bisnis e-commerce, 99,5 miliar atau US$14,5 miliar. Kontributor terbanyak kedua yaitu komputasi awan (cloud computing), US$1,1 miliar. Lalu, dari media digital dan hiburan US$920 juta.

“Alibaba melewati kuartal yang sangat baik, memperluas basis pengguna kami menjadi 674 juta pengguna aktif tahunan, yang menunjukkan keunggulan pengalaman konsumen yang kami hadirkan,” kata Chief Executive Officer (CEO) Alibaba Group Daniel Zhang dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Baca Juga: NetApp Gandeng Alibaba Cloud untuk Mudahkan Penerapan Hybrid Cloud

Menurutnya, pengguna aktif tahunan Alibaba memang mencapai 674 juta, atau meningkat 20 juta selama setahun terakhir. Pengguna aktif mobile bulanannya (Mobile Active User/MAU) juga mencapai 755 juta, atau naik 35 juta. Chief Financial Officer (CFO) Alibaba Group Maggie Wu mengaku senang karena interaksi mitra penjual dan konsumen meningkat.

“Kami akan terus berinvestasi pada pertumbuhan jangka panjang dan secara paralel melakukan efisiensi biaya di bidang investasi,” kata dia.

Executive Vice Chairman Alibaba Group Joe Tsai menambahkan, pendapatan dari sisi e-commerce yang naik 44% yoy ditopang oleh dua hal. Faktor itu adalah demografi dan pesatnya perkembangan digitalisasi di Tiongkok.

Di sisi demografi, nilai pasar konsumsi domestik Tiongkok mencapai US$ 5,5 triliun. Ada dua penyebabnya, yakni kada 300 juta orang kelas menengah di kota besar. Jumlahnya hamper menyamai populasi Amerika Serikat (AS). Kedua, tumbuhnya urbanisasi yang mempengaruhi kota lapis ketiga hingga kelima.

Baca Juga: Wow! 8 Perusahaan Ini Ada di Bawah Kendali Alibaba

“Sebanyak 70% di antaranya berasal dari kota lapis bawah. Alibaba memiliki posisi yang unik, dengan kapasitas menangkap kesempatan baik dari pertumbuhan kelas menengah di wilayah metropolitan dan urbanisasi di kota-kota kecil,” katanya. Dari sisi digitalisasi, ponsel pintar (smartphone) menjadi penopang selama satu dekade terakhir.

Gabungan ponsel dan internet menjadi memudahkan pengusaha mendapat umpan balik dari pengguna, termasuk Alibaba. Hal ini dijadikan evaluasi untuk meningkatkan layanan.

“Kami telah membangun beragam algoritma paling canggih untuk melayani para konsumen di platform. Hal ini menghasilkan pengalaman pengguna yang membaik dan meningkatkan peluang monetisasi,” kata dia.

Ia memperkirakan, digitalisasi ekonomi akan semakin berkembang dengan adanya jaringan internet generasi kelima (5G) dan Internet of Things (IoT). Secara keseluruhan, pendapatan dari operasional Alibaba mencapai 24,38 miliar renminbi atau US$3,55 miliar. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan naik 34% menjadi 39,24 miliar Renminbi atau US$5,72 miliar. Kemudian, pendapatan bersih dari kepemilikan saham biasa sebesar 21,25 miliar renminbi atau US$3,1 miliar. Lalu, pendapatan bersih 19,12 miliar renminbi atau US$2,79 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: