Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Angkasa Pura I Pertahankan Peringkat Triple A dari Pefindo

Angkasa Pura I Pertahankan Peringkat Triple A dari Pefindo Kredit Foto: Antara/R. Rekotomo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola Bandar Udara yakni PT Angkasa Pura I (Persero) kembali mempertahankan peringkat (rating) idAAA (Triple A) dari lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan outlook stabil untuk periode 12 Agustus 2019 sampai dengan 1 Agustus 2020.

Tak hanya itu, Pefindo juga menetapkan kembali peringkat idAAA terhadap Obligasi I Angkasa Pura I Seri A, Seri B, Seri C tahun 2016 senilai Rp2,5 triliun dan peringkat idAAA(sy) terhadap Sukuk Ijarah I Angkasa Pura I Seri A, Seri B, Seri C Tahun 2016 senilai Rp500 miliar untuk periode yang sama dengan periode rating secara korporasi, yaitu 12 Agustus 2019 hingga 1 Agustus 2020.

Peringkat tersebut diberikan Pefindo berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 30 Juni 2019 dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2018. 

Baca Juga: AP I dan IIAC Kerja Sama Kelola Bandara Potensial Dalam dan Luar Negeri

Seperti diketahui, idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo. Peringkat ini menunjukkan kemampuan penerbit obligasi (obligor) yang superior dalam memenuhi komitmen jangka panjangnya.

Direktur Keuangan AP I, Novrihandri mengatakan bahwa peringkat tertinggi obligasi Angkasa Pura I yang diberikan dalam rangka pemantauan tahunan itu menunjukkan menariknya obligasi perusahaan bagi investor. 

"Peringkat ini juga menunjukkan bahwa risiko gagal bayar perusahaan yang sangat rendah sehingga dapat memberikan gambaran kepada calon investor bahwa obligasi yang dikeluarkan Angkasa Pura I ini memiliki prospek yang baik sebagai instrumen investasi," terang Novrihandri, Jum'at (16/8/2019).

Baca Juga: Optimalkan Bandara Baru Yogyakarta, AP I Lakukan Sejumlah Upaya Ini

Selain itu, peringkat-peringkat tersebut mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat kepada AP I karena peran strategis bandar udara, keunggulan kompetitif yang kuat dari ekonomi wilayah yang dilayani, dan marjin profitabilitas yang stabil. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dalam jangka pendek ke menengah.

Sebagai informasi, dana yang diperoleh dari obligasi dan sukuk ijarah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi sejak awal perolehannya, sekitar 75%-nya digunakan AP I untuk mengembangkan lima bandaranya, yaitu Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Sisanya digunakan untuk investasi rutin. 

Tiga dari lima bandara Angkasa Pura I tersebut, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin masuk ke dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: