Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapkan Ekspor, Kementan-FAO Kembangkan Padi Organik di Perbatasan Kalbar

Siapkan Ekspor, Kementan-FAO Kembangkan Padi Organik di Perbatasan Kalbar Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) tak henti-hentinya mendorong ekspor komoditas tanaman pangan. Dengan menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO), Kementan di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kini sedang mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) dengan Malaysia dan Brunei Darussalam untuk tujuan ekspor.

Kawasan Perbatasan saat ini menjadi kawasan yang potensial untuk dikembangkan. Pasalnya, wilayah perbatasan menjadi pintu masuk dengan negara tetangga jadi sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri. Melihat potensi tersebut, Kementerian Pertanian mulai meluncurkan program kegiatan di kawasan perbatasan.

Baca Juga: Kementan Dorong Penggunaan Pestisida Nabati Ramah Lingkungan

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, menjelaskan wilayah perbatasan menjadi pintu masuk dengan negara tetangga sehingga sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri. salah satu yang sedang dikembangkan yaitu pengembangan pertanian desa padi organik.

“Di daerah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat mulai kita kembangkan padi organik, ini adalah bagian dari tindak lanjut pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian dengan Asisten Direktur Jenderal FAO pada bulan Maret 2017 lalu,” demikian dikemukakan Gatut di Jakarta, Sabtu (17/8/2019).

Perlu diketahui, dari hasil koordinasi dan survey lapang yang dilakukan antara FAO dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kenentan telah ditetapkan ada 7 kelompok tani binaan yang diberikan pembinaan. Selain itu, diberikan juga pelatihan untuk pengembangan sistem pertanian organik.

“Untuk kelancaran proyek ini tentunya kami perlu dukungan dan komitmen dari aparatur pemerintah di wilayah setempat dan stakeholder lainnya. Kami ingin agar hasil dari pengembangan proyek ini dapat bermanfaat dan berdampak bagi semua pihak terkait,” beber Gatut.

Baca Juga: Dorong Ekspor, Kementan Giat Bangun Relasi dengan Berbagai Unsur

Di Pontianak pun ungkap Gatut, Ditjen Tanaman Pangan menindaklanjuti dengan pertemuan Workshop for Organic Village pada akhir Juli lalu. Sementara kaitannya dengan lokasi kegiatan pengembangan pertanian desa organik ini dilakukan pendekatan gender.

"Hasilnya, telah ditetapkan di tiga desa, yakni Desa Neken Kecamatan Entikong, Desa Kenaman Kecamatan Sekayam dan Desa Tunggal Bakti Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat," terangnya.

Lebih lanjut Gatut menyebutkan hal yang menarik yakni proyek kerjasama pengembangan padi organik ini sangat direspon oleh Asisten Direktur Jenderal FAO bahkan lokasinya sendiri dikhususkan di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Alasannya karena Sanggau bagian dari daerah perbatasan dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam.

"Dengan demikian, beras organik kita memiliki potensi pasar ekspor yang sangat besar terutama ke Malaysia dan Brunei Darussalam, apalagi produk pertanian organik kita semakin dinikmati masyarakat negara tetangga, meskipun harganya berbeda dengan non organik," sebutnya.

Baca Juga: 5 Strategi Bikin Perkebunan Indonesia Awet Jadi Primadona di Pasar Ekspor

Luas Pengembangan Padi Organik

Gatut mengatakan Kementan bersama FAO akan mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan tersebut seluas 104 hektar. Varietasnya untuk padi organik yakni Inpari 24 dan beras hitam biasanya varietas lokal yakni Selasih.

"Demi melihat peluang tersebut, pemerintah mendorong petani untuk memanfaatkan sumber daya lokal dengan ditambah bantuan pemerintah bisa menjadi stimulant mendorong produksi padi organik di wilayah perbatasan tersebut," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: