Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear All, Kelamaan Menjomblo Bisa Bikin Kamu Mati Muda, Lho!

Dear All, Kelamaan Menjomblo Bisa Bikin Kamu Mati Muda, Lho! Kredit Foto: Unsplash/Aaron
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tidak semua orang beruntung dapat menemukan jodohnya secara cepat. Beberapa harus menunggu cukup lama untuk bertemu dengan calon pasangan hidupnya. Tapi tahukah Anda, terlalu lama hidup melajang alias jomblo dapat membuat seseorang mengalami kematian dini.

Tak sedikit penelitian yang mengungkapkan mengenai fakta jomblo tersebut, termasuk survei yang belum lama ini dilakukan oleh Brigham Young University di Amerika Serikat.

Dalam survei itu, para peneliti menganalisis 218 studi tentang dampak kesehatan dari kesepian dan isolasi sosial. Hasilnya, isolasi sosial meningkatkan risiko kematian seseorang hingga 50% dibandingkan dengan obesitas yang kemungkinannya hanya 30%.

Baca Juga: Frustrasi Menjomblo Selama 13 Tahun, Model Cantik Ini Putuskan Nikah dengan Anjing

Menurut penulis utama penelitian, Dr Julianne Holt-Lunstad, kesepian lantaran hidup sendiri tanpa pasangan dapat membuat seseorang merasa lebih buruk secara mental dan fisik.

Hal ini dikarenakan terhubung dengan orang lain secara sosial dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya hal ini penting untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup.

“Contoh ekstremnya bayi yang tinggal di tempat penitipan yang kekurangan kontak dari manusia dapat gagal berkembang dan sering meninggal. Belum lagi faktanya, isolasi sosial dianggap sebagai bentuk hukuman," tutur Dr Julianne seperti yang Okezone kutip dari The Sun, Minggu (18/8/2019).

Baca Juga: Paktor: Aplikasi Kencan Online, Tercipta Sebab Sang Pendiri Patah Hati

Di sisi lain, mereka yang kesepian juga cenderung menderita gejala yang lebih buruk ketika sakit. Dr Julianne menambahkan, terdapat bukti kuat jika isolasi sosial dan kesepian secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini. Besarnya risiko malah bisa melebihi indikator kesehatan terkemuka.

“Dengan meningkatnya populasi yang menua, efeknya terhadap kesehatan masyarakat diperkirakan semakin meningkat. Maka banyak negara di seluruh dunia menyarankan untuk menghadapi epidemi kesepian. Tantangannya sekarang adalah apa yang bisa dilakukan untuk itu," tutur Dr Julianne.

Melihat hal ini, dirinya menyarankan agar ada prioritas yang lebih besar untuk penelitian berikutnya. Selain itu, disiapkan sumber daya guna mengatasi kesepian seperti keterampilan sosial anak-anak di sekolah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: