Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akademisi IPB Dukung Riset Bappenas Terkait Kebijakan Pertanian Terhadap Perekonomian RI

Akademisi IPB Dukung Riset Bappenas Terkait Kebijakan Pertanian Terhadap Perekonomian RI Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Bogor -

Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi sependapat dengan hasil riset Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait efektivitas belanja kementerian dan lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, di mana menyebutkan program Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memacu pertumbuhan daerah.

Gandhi menilai secara tidak langsung hasil riset bappenas terhadap kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan sektor pertanian dan perikanan Indonesia memiliki kontribusi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional.

“Pertama, kontribusi devisa. Ekspor produk pertanian dan produk perikanan yang menggantikan produk impor akan menjadi sumber penting bagi surplus Neraca Perdagangan. Merujuk data BPS, ekspor komoditas pertanian tahun 2013 hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 melonjak tajam menjadi 42,5 juta ton sehingga ada kenaikan 9 juta ton dan rata-rata kenaikan ekspor per tahunnya 2,4 juta ton,” demikian jelas Prima Gandhi di Bogor, Senin (19/8/2019).

Baca Juga: Kementan Mulai Gerakkan Pola Kemitraan Penangkar dan Produsen Benih

Kedua, Kontribusi produk. Prima Gandhi menilai dampak dari kebijakan pertanian melalui Program Upaya Khusus Percepatan Pencapaian Swasembada Pangan yakni terpenuhinya penyediaan makanan bagi masyarakat dan bahan baku bagi beberapa industri.

“Data BPS menyebutkan terjadi penurunan inflasi bahan makanan yakni dari tahun 2013 sebesar 11,71 persen menjadi 1,26 persen di tahun 2017,” terangnya.

Ketiga, lanjut Gandhi, kontribusi menurunkan kemiskinan. Bukti kemiskinan menurun bisa dilihat dari data.

"BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP, red) yang mengukur daya beli petani semakin menguat. NTP 2017 sebesar 102,25 naik dibanding 2014 yang hanya 102,03. NTP di tahun 2018 pun naik, yakni 103,17 sementara 2017 hanya 103,07. Fakta lainnya, tingkat kemiskinan pedesaan menjadi 13,2 persen di 2018,” beber Prima Gandhi.

Baca Juga: Mentan Amran Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp1,1 Triliun

Ke depan, Prima Gandhi berharap pembangunan pertanian dan perikanan harus terus diarahkan untuk meningkatkan produksi, bernilai ekspor, meningkatkan pendapatan petani dan nelayan, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.

“Tapi keberanian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mulai memukul genderang perang melawan mafia pangan tanpa pandang bulu patut diacungin jempol. Pengurusan izin ekspor dan apapun di Kementan sudah berbasis online dan satu pintu. Ini harus dirawat,” pintanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: