Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Skema Baru Juventus di Tangan Maurizio Sarri

5 Skema Baru Juventus di Tangan Maurizio Sarri Kredit Foto: Instagram/@juventusfc
Warta Ekonomi, Turin -

Juventus akan mengarungi musim kompetisi 2019/2020 dengan nuansa yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Juve merupakan salah satu tim yang melakukan pergantian pelatih setelah musim kompetisi 2018/2019 berakhir.

Massimiliano Allegri yang telah menangani Juve selama lima musim lamanya digantikan oleh Maurizio Sarri. Pergantian pelatih ini sebenarnya sempat menuai pro dan kontra lantaran sebagian pihak menilai kalau Sarri masih belum pantas menangani tim sebesar Juve. Meski begitu, tak sedikit pula yang menanti kiprah Sarri di Juve dengan gaya khasnya.

Berikut ini adalah lima perubahan taktik yang dibawa Sarri ke Juventus, melansir dari Sportskeeda, Senin (19/8/2019):

5. Garis Pertahanan Tinggi

Maurizio Sarri merupakan tipikal pelatih yang senang memasang garis pertahanan tinggi dalam skema permainannya. Tidak hanya itu, dalam taktik ini, bek tengah juga dituntut untuk bisa memainkan bola dan bergerak maju guna membantu penyerangan.

Sarri sejatinya telah menerapkan permainan seperti itu kala menangani Napoli dan Chelsea. Di Napoli, Sarri berhasil melakukannya dengan baik, namun tidak ketika bersama Chelsea. Pasalnya, tak ada bek Chelsea yang mampu mengemban tugas sesuai dengan yang diperintahkan Sarri. Kondisi ini jelas akan menjadi tantangan untuk diterapkan di Juve.

4. Deep-lying Playmaker

Sarri merupakan salah satu pelatih yang sangat identik dengan formasi 4-3-3. Pasalnya, baik ketika ia menangani Napoli maupun Chelsea, formasi 4-3-3 selalu menjadi andalannya. Sebenarnya bukan tanpa alasan Sarri memilih formasi ini. Sebab, skema permainan yang diterapkannya sangat bergantung pada kehadiran tiga gelandang di lini tengah.

Alih-alih menempatkan seorang gelandang bertipikal penghancur yang berdiri di depan empat bek, Sarri lebih senang memainkan regista. Pemain ini bisa disebut juga dengan deep-lying playmaker, yang bertugas mengembangkan permainan dari sisi dalam. Di Napoli dan Chelsea, Sarri mengandalkan Jorginho untuk mengisi peran tersebut. Sedangkan di Juve Sarri punya Miralem Pjanic, yang memiliki karakter serupa.

3. Jalur Segitiga

Penggunaan formasi 4-3-3 sejatinya memudahkan Sarri dalam mengembangkan permainan yang membentuk jalur segitiga. Dalam artian, jika salah satu pemain Juve memegang bola, maka akan ada dua pemain lain yang menyertainya. Dan jika ditarik garis di antara para pemain tersebut, maka akan membentuk pola (jalur) segitiga.

Fungsi kedua pemain yang menyertai tersebut adalah untuk mengacaukan pemikiran lawan dan memberikan opsi bagi si pemegang bola. Dengan kata lain, si pemegang bola akan memiliki pilihan lebih banyak untuk mengambil keputusan, apakah ia bakal mengoper bola itu kepada salah satu rekannya, atau tetap membawanya seorang diri, atau bahkan menembak langsung ke arah gawang.

2. Menumpuk di Satu Sisi

Dalam skema 4-3-3 yang diterapkan Sarri, pelatih asal Italia itu memiliki ciri khas untuk mengembangkan permainan dari satu sisi saja. Di Napoli misalnya, Sarri selalu menitikberatkan penyerangan dari sisi kiri. Berawal dari bola yang dipegang fullback, Faozi Ghoulam, si kulit bundar kemudian diserahkan kepada Marek Hamsik dan dilanjutkan menuju Lorenzo Insigne.

Nantinya, Insigne memiliki opsi untuk melakukan tusukan ke jantung pertahanan lawan atau memberikan umpan silang ke sisi yang berlawanan, di mana terdapat Jose Callejon yang siap menyambut. Berdasarkan gambaran tersebut, Sarri bisa saja menerapkan sistem serupa di Juve, karena Bianconeri punya pemain yang berkarakter seperti itu.

Hanya saja, di Juve Sarri kemungkinan akan menitikberatkan permainan di sisi kanan, di mana mereka memiliki Douglas Costa dan Federico Bernardeschi. Sedangkan sebagai finisher, akan ada Cristiano Ronaldo di sisi kiri yang siap menyambut umpan-umpan tersebut.

1. Lini Serang yang Fleksibel

Sarri kini dikenal sebagai pelatih yang mampu menciptakan lini serang fleksibel. Dalam artian, Sarri tidak hanya bergantung kepada satu pemain saja untuk mencetak gol. Contohnya bisa dilihat ketika Sarri menangani Napoli. Pada musim 2015-2016, Sarri mengandalkan Gonzalo Higuain yang adalah tipikal penyerang No. 9 untuk menjadi mesin gol. Akan tetapi, setelah Higuain hengkang, Sarri nyatanya tak lantas mengalami kebuntuan.

Pelatih asal Italia itu kemudian menempatkan Dries Mertens sebagai false 9, dan terbukti mampu mendulang banyak gol juga. Begitu pun yang terjadi di Chelsea, di mana Sarri memplot Eden Hazard yang seorang winger sebagai false 9. Dengan catatan tersebut, bukan tak mungkin Sarri akan menerapkan hal yang sama di Juve.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: