Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Data Analitik Dianggap Mampu Kembangkan Sistem Kesehatan di Indonesia

Data Analitik Dianggap Mampu Kembangkan Sistem Kesehatan di Indonesia Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memberikan perawatan kesehatan yang baik kepada warga adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah saat ini. Mengubah demografi populasi dan prevalensi penyakit kronis di negara-negara berkembang memberikan tekanan luar biasa pada dunia kesehatan di seluruh dunia.

Berlawanan dengan negara-negara Asia Tenggara yang menua, Indonesia memiliki populasi yang relatif muda, dengan sekitar setengah dari penduduk negara itu berusia di bawah 30 tahun, dan angka itu terus bertambah. Akibatnya, populasi usia kerja diperkirakan akan mencapai 68 persen dari populasi pada tahun 2030. 

Ketika ini dikombinasikan dengan kelas menengah yang meluas, peningkatan pendapatan, dan peningkatan penyakit kronis akibat perubahan gaya hidup, maka akan mendorong permintaan dan pengeluaran untuk layanan kesehatan. Tren ini sejalan dengan pengeluaran global di sektor kesehatan, yang diproyeksikan meningkat sebesar 4,1 persen setiap tahun antara 2017 dan 2021. 

Baca Juga: Mau Tahu Pentingnya Rehat Kerja untuk Kesehatan Mental?

Menurut Erich Gerber, Senior Vice President EMEA & APJ, TIBCO Software, ada salah satu solusi yang sangat menjanjikan untuk tantangan ini, yaitu penerapan data analitik. "Sistem layanan kesehatan menghasilkan volume data yang luar biasa, dan jelas bahwa jika segunung informasi ini bisa didapat secara efisien, wawasan yang diungkapkan dapat mengubah industri, dari proses research & development ke manajemen operasional penyedia dan data pasien," jelasnya.

Wilayah ini melihat lonjakan yang luar biasa dalam adopsi teknologi, baik di bidang perusahaan maupun pribadi. Pada tahun 2017, 27 persen populasi Indonesia mengakses internet dari ponsel, dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat sebesar 9 persen pada tahun 2023. Inisiatif digital dan inisiatif Industri 4.0 - termasuk Internet of Things (IoT) dan Artifical Intelligence (AI) juga mendapatkan momentum di perusahaan-perusahaan di berbagai wilayah.

Baca Juga: Menelisik Risiko Kesehatan Pesepak Bola Dunia

Orang semakin peduli dengan kesehatan personal, terbukti dengan banyaknya penggunaan pelacak kebugaran dan aplikasi kesehatan pada jam tangan pintar (smartwatch). Pada kenyataannya, lebih dari 170 juta unit perangkat yang dapat dikenakan diperkirakan akan dikirim pada tahun 2020.

Akumulasi data hanyalah permulaan. Sementara yang akan membawa transformasi organisasi di dunia kesehatan adalah data analitik yang kuat dan bermakna di tingkat individu dan populasi, dibantu oleh teknologi AI canggih yang menjelajahi beragam data dan mengungkapkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.

Sebagian besar dari data ini akan disediakan oleh perangkat yang dapat dikenakan, karena mereka bergerak dari sektor kesehatan ke pemantauan pasien secara real-time. Beberapa contoh termasuk alat pemantau kanker, sensor paparan UV, hingga kaus kaki pemantau bayi yang melacak kadar oksigen, detak jantung, dan tidur.

Jika organisasi layanan kesehatan dapat memahami potensi penuh dari data yang tersedia, kualitas dan keterjangkauan layanan akan terpengaruh secara signifikan. Analitik dapat membantu kemajuan dalam penelitian medis, serta meningkatkan keseluruhan hasil pasien dan kesehatan populasi.

Data analitik dinilai mampu membuka pintu bagi industri kesehatan untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik, dan menjadi solusi berbasis data adalah masa depan untuk dunia kesehatan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: