Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang-Korsel Bersitegang, AS Khawatir, Ada Apa?

Jepang-Korsel Bersitegang, AS Khawatir, Ada Apa? Kredit Foto: SINDOnews
Warta Ekonomi, Tokyo -

Ketegangan yang melibatkan dua sekutu Amerika Serikat (AS) di Asia, Jepang dan Korea Selatan (Korsel), membuat Komandan Korps Marinir AS khawatir. Pasalnya, pertengkaran kedua negara akan menyebar ke wilayah intelijen di tengah ancaman dari Korea Utara (Korut) dan China.

"Kita semua harus khawatir ketika ada bagian dari aliansi yang memiliki beberapa tantangan," tutur Jenderal David Berger pada pertemuan dengan media di Tokyo. 

Berger juga menyebut masih membutuhkan informasi dari negara lain.

"Setiap negara memiliki informasi yang dibutuhkan oleh negara lain. Saya optimis itu akan berhasil," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/8/2019).

AS terjebak dalam pertikaian yang memburuk antara Korsel dan Jepang. Hal ini dipicu oleh kompensasi bagi warga Korsel yang dipaksa bekerja di Jepang selama Perang Dunia II yang kemudian merambah ke perdagangan dan mengancam kerja sama keamanan.

Jepang mengatakan bahwa Korsel dihapus dari "daftar putih" negara-negara yang menikmati pembatasan perdagangan minimum. Tokyo mengutip kekhawatiran keamanan nasional, setelah sebelumnya memperketat pembatasan pada bahan ekspor yang digunakan untuk membuat chip memori dan panel display.

Seoul menanggapi dengan memperingatkan bahwa hal itu dapat membatalkan perjanjian berbagi informasi intelijen dengan Jepang yang sangat penting dalam menangani ancaman nuklir dan rudal Korut.

Perjanjian Informasi Keamanan Umum Militer, yang akan diperpanjang secara otomatis pada 24 Agustus kecuali salah satu anggotnya menolak, memudahkan pertemuan intelijen tiga arah dengan Washington.

"Saya yakin kami memiliki pandangan yang sama tentang ancaman terhadap kawasan. Ancaman jangka pendek adalah dari Korea Utara dan ancaman strategis jangka panjang terhadap stabilitas di kawasan ini dan dunia adalah China," terang Berger.

Komentarnya datang menjelang pertemuan antara Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono dan mitranya dari Korsel, Kang Kyung-wha, di Beijing di sela-sela pembicaraan trilateral termasuk China.

Berger sedang dalam perjalanan luar negerinya yang pertama sejak Senat AS mengkonfirmasi pengangkatannya pada bulan Juni. Sepertiga dari kekuatan tempur Marinir AS berpusat di Jepang, dari mana ia dapat menyebar dengan cepat ke titik-titik masalah potensial di Asia.

Berger, yang melakukan perjalanan ke Korsel pada hari Kamis, bertemu dengan pejabat pertahanan Jepang pada hari Selasa untuk membahas kerja sama, termasuk kemungkinan menggunakan kapal induk Jepang untuk mengisi bahan bakar dan mempersenjatai kembali pesawat tempur siluman F-35 AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: