Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minimalkan Pemadaman Listrik dengan Kemampuan Self-Healing dari Solusi Smart Grid

Minimalkan Pemadaman Listrik dengan Kemampuan Self-Healing dari Solusi Smart Grid Kredit Foto: Schneider Electric
Warta Ekonomi, Jakarta -

Insiden listrik padam di sejumlah wilayah Jawa termasuk Jakarta pada awal Agustus 2019 yang lalu merupakan peristiwa yang tidak terduga dan terjadi secara tiba-tiba. Pemadaman listrik yang terjadi akibat adanya gangguan pada transmisi SUTET 500kv PLN di Jawa Barat, gas turbin 1 hingga 6 Suryalaya mengalami trip dan gas turbin 7 yang mengalami off menyebabkan aktivitas di seluruh wilayah yang terkena dampak terhenti dan menimbulkan chaos.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyampaikan pemadaman lampu yang mencapai lebih dari 12 jam itu diperkirakan menimbulkan kerugian hingga mencapai triliunan rupiah untuk sektor usaha dan layanan publik.

Pertanyaan publik yang kemudian muncul adalah apakah insiden seperti ini tidak dapat diprediksi sebelumnya? Apakah ada solusi yang dapat dilakukan untuk dapat mengantisipasi kejadian pemadaman seperti ini agar tidak terulang di kemudian hari?

Baca Juga: Pasca Blackout, Menteri BUMN Minta PLN Tingkatkan System Crisis Center

Country President Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly menjelaskan salah satu karakteristik utama dari smart grid adalah self-healing capabilities atau kemampuan sistem jaringan listrik untuk mengidentifikasi gangguan dan melakukan perbaikan secara otomatis sehingga meminimalkan terjadinya pemadaman.

"Hal ini dimungkinkan dengan penyebaran sensor, perangkat cerdas serta kontrol otomatis termasuk pemanfaatan teknologi baru seperti Advanced Distribution Management Systems (ADMS) dan Fault location, isolation, and service restoration (FLISR)," ujar Xavier kepada Warta Ekonomi, Kamis (22/8/2019).
 
Menurutnya, ADMS memungkinkan jaringan listrik melakukan pemantauan komprehensif, analisis, kontrol, optimisasi, perencanaan dan evaluasi status dan kondisi jaringan untuk mengidentifikasi potensi gangguan dalam satu platform. FLISR memungkinkan sistem jaringan listrik menyalakan kembali dalam waktu singkat dengan mendeteksi lokasi gangguan dengan cepat menggunakan informasi yang real-time, mengkonfigurasi ulang aliran listrik untuk memasok daya ke bagian-bagian yang tidak aktif dari jaringan distribusi, dan mengurangi terjadinya pemadaman.

Baca Juga: Schneider Electric Kenalkan Solusi Transformasi Digital Industri Makanan dan Minuman

Beberapa negara di Eropa dan Amerika telah mengadopsi teknologi smart grid ini untuk sistem distribusi jaringan listriknya. ENEL, perusahaan listrik terbesar di Eropa, lebih dari 110.000 gardu induknya dilengkapi dengan menggunakan EcoStruxure™ Grid dari Schneider Electric yang dapat melakukan isolasi kesalahan dengan cara yang sepenuhnya otomatis dan terdesentralisasi. Tidak hanya itu ENEL dapat mengurangi kehilangan energi listrik sekitar 144 GWh per tahun, setara dengan listrik yang dikonsumsi oleh sekitar 50.000 rumah tangga di Italia setiap tahunnya.

Tata Power, lanjut Xavier, perusahaan listrik dari India mengadopsi pendekatan kontrol yang didesentralisasi untuk mengelola pemadaman listrik dengan teknologi smart grid dari Schneider Electric yang mengotomatisasi pemulihan daya dalam waktu kurang dari 20 detik.

“Teknologi smart grid seperti EcoStruxure™ Grid dapat memaksimalkan potensi penuh dari jaringan listrik dan memberikan pengawasan yang lebih baik dengan kemampuan perbaikan diri secara otomatis sehingga insiden pemadaman listrik dapat diminimalisir. Ke depannya, teknologi smart grid juga dapat mengakomodasi kebutuhan pengelolaan energi masa depan yang mengintegrasikan energi terbarukan dan mendukung pengembangan kendaraan listrik dalam skala besar," tutup Xavier.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: