Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Papua Sempat Membara, Pusat Harusnya Hukum Pelaku Rasis, Bukan Kirim Pasukan

Papua Sempat Membara, Pusat Harusnya Hukum Pelaku Rasis, Bukan Kirim Pasukan Kredit Foto: Antara/Novrian Arbi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk Papua Barat, Surya Anta mengkritik langkah pemerintah yang mengirim belasan satuan setingkat kompi (SSK) aparat keamanan ke Papua Barat pasca-kerusuhan di Manokwari dan Sorong, dengan alasan mempertebal pengamanan.

Menurutnya demo diwarnai kerusuhan di Papua Barat dipicu oleh tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Seharusnya pemerintah menuntaskan kasus itu dulu untuk meredam amarah rakyat Papua agar tak anarkis.

Tidak hanya itu, Surya juga mengkritik langkah pemerintah yang membatasi akses internet dan media sosial di Papua. Tindakan tersebut dinilai berpotensi melanggar hak asasi manusia (HAM).

"Tidak tepat dan melanggar hak atas informasi, dan sangat berpotensi pelanggaran HAM," ujarnya, Jumat (23/8/2019).

Baca Juga: Internet Diblokir di Papua, Memang Harus Seperti Itu?

Baca Juga: Kisruh Papua, Moeldoko: Pembangunan Jalan Terus

Kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat diduga didalangi oleh tindakan dugaan persekusi dan rasis kepada mahasiswa Papua di Surabaya. Saat melakukan pengepungan ke Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, oknum aparat dan ormas diduga melontarkan kata-kata rasis ke warga Papua.

Surya meminta oknum aparat yang diduga melakukan serangan verbal kata-kata rasis dan tindakan represif kepada mahasiswa Papua dapat diproses secara hukum. Menurut dia hal ini sangat perlu supaya memberi efek jera.

"Sangat perlu agar perilaku rasis tidak meluas. Serta ada efek jera. Namun tidak cukup, sebab rasialisme terhadap orang Papua itu berwatak kolonialisme," tegasnya.

Surya menegaskan aparat sudah sering sekali melakukan ujaran rasis kepada mahasiswa Papua. Jadi, peristiwa kali ini bukanlah yang pertama. Penjajahan rasisme ini diduga untuk menghancurkan identitas orang Papua.

"Sudah seringkali aparat melakukan ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua. Bukan kali ini saja. Lebih dari 50-an tahun rakyat Papua dijajah ujaran rasis digunakan untuk menghancurkan identitas dan kepribadian orang West Papua," tandasnya.

Diketahui, kerusuhan pecah di Papua dan Papua Barat dalam beberapa hari ini. Masyarakat tumpah ruah ke jalan untuk memprotes penangkapan dan tindakan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: