Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Persahabatan Indonesia-Palestina Dimulai via Radio Berlin Berbahasa Arab 6 September 1944

Ketika Persahabatan Indonesia-Palestina Dimulai via Radio Berlin Berbahasa Arab 6 September 1944 Kredit Foto: Foto/Wikpedia Commons.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Karena beberapa peristiwa kekalahan saat Perang Dunia II dari pihak sekutu pada akhir 1944, Hideki Tojo yang ketika itu menjabat perdana menteri Jepang, posisinya digantikan oleh Kuniaki Koiso. PM Kuniaki Koiso kemudian berpidato dalam sidang istimewa di Ibu kota Kekaisaran Jepang, Tokyo pada 7 September 1944.

 

Ketika berpidato, ia mengatakan bahwa Kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia suatu hari. Hal itu dilakukan agar Indonesia mau membantu Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II, yang mulai menunjukkan kekalahan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

 

Sehari sebelum janji PM Koiso, seorang Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini yang bersembunyi di Jerman, mengumumkan telah mengakui kemerdekaan Indonesia via Radio Berlin berbahasa Arab pada 6 September 1944. Pengakuan kemerdekaan Indonesia disiarkan selama dua hari berturut-turut mengutip buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri", yang ditulis oleh M Zein Hassan.

 

e0tmvjvluu9obcnihrjv_15953.jpg

 

Bahkan menurut laporan buletin harian “Al-Ahram” yang terkenal juga menyiarkan berita pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Amin Al-Husaini. Amin Al-Husaini bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II karena sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.

 

Amin Al-Husaini lantas mendorong Negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Mesir pun jadi negara selanjutnya yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946.

Usai itu, negara Arab lain yang mengikuti jejak Palestina dan Mesir adalah Suriah, Irak, Yaman, Arab Saudi dan Afghanistan.

 

Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab pada 18 November 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. Keputusan Liga Arab untuk memberikan dukungan pada Indonesia dilandasi pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan.

 

2rzfaqsjpfsv5xi65vv9_11682.jpg

 

Presiden Sukarno pada saat pidato kenegaraan tahun 1962, mengatakan, "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel."

 

Palestina merupakan satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang hingga kini belum merdeka. Konflik Israel atas Palestina masih berlangsung dan berbagai pelanggaran terhadap warga Palestina masih dilakukan.

 

Kini, seperti ditulis situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (22/8/2019) Indonesia konsisten menyuarakan hak-hak rakyat Palestina, termasuk mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka, demokratis, sejahtera, dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel dibawah prinsip “Solusi Dua Negara".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: