Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tjipta Lesma Apresiasi Gebrakan Mentan Soal Ekspor Impor Pertanian

Tjipta Lesma Apresiasi Gebrakan Mentan Soal Ekspor Impor Pertanian Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Ketahanan Pangan, Prof. Tjipta Lesmana mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang terus mengendalikan impor dan menggenjot ekspor komoditas pangan. Tak ayal, pertanian menjadi sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Bappenas dan dirilis beberapa hari yang lalu terbukti bahwa penerapan teknologi pertanian dengan belanja alat mesin, perbaikan saluran irigasi tersier, penyediaan benih tanaman, bibit ternak dan pupuk oleh Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi pedesaan.

Studi kasus yang dilakukan Bappenas terkait alokasi anggaran belanja 2016-2017 menunjukkan belanja modal mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar Rp39,1 triliun, belanja barang sebesar Rp31,8 triliun; sedang belanja pegawai Rp7,5 triliun.

Baca Juga: Kementan Kawal Ekspor Sarang Burung Walet Jawa Tengah

Belanja barang pada periode tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen. Sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen. Anggaran yang sudah dikeluarkan oleh Kementan memiliki peran terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Setiap peningkatan 1 persen belanja alsintan, terjadi peningkatan subsektor pertanian, peternakan dan jasa pertanian di daerah sebesar 0,13 persen.

“Indikator keberhasilan dapat kita lihat pada peningkatan ekspor komoditas pertanian menurut data BPS. Tahun 2018 ekspor komoditas pertanian melonjak tajam menjadi 42,5 juta ton," demikian terang Prof. Tjipta di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Ia menjelaskan rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton. Untuk tahun 2019 besar kemungkinan angka ekspor tersebut akan meningkat lagi, karena fokus pada ekspor komoditas pertanian yang dilakukan oleh Kementan.

Baca Juga: Pengamat dan DJN: Kualitas Jagung Lokal Lebih Bagus, Tidak Perlu Impor

"Yang tidak kalah hebat, terjadinya penurunan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan menjadi 1,26 persen pada tahun 2017 dari sebelumnya 11,71 persen pada tahun 2013," jelasnya.

"Peringkat ketahanan pangan Indonesia, berdasarkan Global Food Security Index juga terus membaik ke peringkat 65 dari 113 negara,” pinta Prof. Tjipta.

Di sisi lain, Prof. Tjipta menilai tidak ada masalah jika Indonesia masih melakukan impor pada beberapa komoditas pertanian meski sukses di bidang pertanian. Menurutnya, hal itu wajar-wajar saja karena ekspor dan impor pangan sesungguhnya hal yang biasa dan terjadi pada hampir semua negara, termasuk RRT, salah satu 'negara raksasa pertanian'.

"Yang penting pemerintah kita konsisten menggenjot ekspor, disamping mengendalikan impor komoditas pertanian secara ketat. Jangan sampai Indonesia gampang menyerah pada tekanan para mafia untuk terus mengimpor komoditas pertanian strategis yang kerap terjadi di masa lalu!," tegasnya.

"Disamping menguras devisa negara, praktek semacam ini tentu akan melemahkan ketahanan bangsa kita," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: