Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mobil Listrik Hadir, 5 Bisnis Ini Bakal Tersingkir?

Mobil Listrik Hadir, 5 Bisnis Ini Bakal Tersingkir? Kredit Foto: Honda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanpa disadari, jika kelak wacana industri mobil listrik terwujud, hal ini bisa jadi ancaman tersendiri bagi para pelaku bisnis di Indonesia. Wajar saja, keberadaan mobil konvensional jelas punya korelasi yang cukup signifikan dengan berbagai industri penunjang otomotif di suatu negara.

Asal kamu tahu, Presiden Joko Widodo telah meneken peraturan mengenai kendaraan yang satu ini. Dia juga berharap dengan hal ini, industri otomotif mulai bergerak ke arah yang lebih positif, yang tentunya lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Apa Itu Mobil Listrik?

Dengan menjamurnya kendaraan ini, kira-kira sektor bisnis atau industri apa sih yang bakal rugi? Ini dia jawabannya:

1. Industri minyak secara keseluruhan

Ketika mobil-mobil listrik sudah mulai menjamur di negara kita, maka industri minyak tentu bakal terancam. International Energy Agency (IEA) sendiri mengatakan bahwa, dengan adanya kendaraan listrik dan teknologi bahan bakar yang efisien, maka permintaan akan minyak di tahun 2040 bakal berkurang.

Tak dipungkiri bahwa sektor industri minyak memang cukup berkesinambungan dengan otomotif. Karena dari minyak, muncul beberapa komoditas yang dibutuhkan oleh sebuah mobil konvensional. 

2. Bensin dan solar

Dari mana dua bahan bakar ini dijual? Tentu saja dari SPBU bukan? Apa kabarnya nanti ketika mobil listrik menjamur di negara kita?

Mau tidak mau SPBU juga harus berbenah dengan menambahkan fitur charging buat mobil-mobil elektrik. 

Mereka yang biasanya bisa menjual bensin belasan kilo liter sehari, tentu jadi berkurang karena populasi kendaraan listrik menjamur. Sementara itu, untuk renovasi tempat guna menambahkan fitur charger listrik juga butuh investasi bukan?

Baca Juga: Ini Aturan Kendaraan Mobil Listrik dari Ditlantas Polda Metro Jaya

3. Pelumas

Kendaraan listrik juga bakal mengurangi pemakaian pelumas atau oli mobil. Hal ini, sudah jadi momok bagi para produsen pelumas di Indonesia.

Pelumas sejatinya adalah salah satu komponen fast moving yang dibutuhkan oleh mobil bermesin Internal Combustion Engine. Namun mengingat kendaraan listrik itu beda, maka oli mesin memang gak dibutuhkan.

Kalaupun butuh pelumas, fungsinya hanya untuk melumasi transmisi atau gardan saja. Bukan mesin.

4. Industri komponen mobil 

Industri yang satu ini juga bakal rugi lho. Paling tidak, pemasukan mereka tentu bakal berkurang lantaran kehadiran mobil listrik.

Komponen mobil memang beragam, mungkin mereka bakal mengandalkan penjualan untuk suku cadang seperti ban, mountingshockbreaker, dan komponen-komponen lain yang gak berhubungan dengan mesin mobil konvensional.

5. Bengkel umum

Dalam kategorinya, bengkel mobil itu dibagi dua, ada bengkel umum dan resmi. Bengkel resmi ya bengkel yang berafiliasi dengan agen pemegang merek alias distributor mobil. Sementara itu, bengkel umum yang tidak punya afiliasi. 

Tak semua teknisi di bengkel umum punya sertifikasi seperti di bengkel resmi. Oleh karena itu, pemilik bengkel umum tentu bakal kerepotan jika kendaraan listrik membanjiri kota.

Mau enggak mau, mereka harus belajar lagi soal servis mobil listrik. Nah yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara belajarnya? Apakah montirnya bakal disekolahkan?

Baca Juga: Anggaran Pilkada Serentak di Bali Capai Rp 456,9 Miliar Lebih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: