Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fintech Asal Australia Ini Rilis di Indonesia, Minimal Investasi Reksa Dana Rp10 Ribu

Fintech Asal Australia Ini Rilis di Indonesia, Minimal Investasi Reksa Dana Rp10 Ribu Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Layanan teknologi finansial (tekfin) asal Australia, Raiz (PT Raiz Invest Indonesia) secara resmi meluncurkan aplikasi investasi reksa dana ke Indonesia, Jumat (23/8/2019). Dengan aplikasi itu, Raiz menargetkan untuk merangkul 40 ribu pengguna Indonesia hingga akhir tahun 2019.

Raiz membidik segmen milenial atau generasi Y. Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk 20-34 tahun pada 2019 mencapai lebih dari 60 juta jiwa. Angka itu jadi ceruk pasar dari platform tersebut.

"Sejak awal misi kami adalah menjadikan platform ini sebagai perangkat yang mampu membangun kebiasaan berinvestasi bagi individu, khususnya generasi milenial," kata CEO Raiz Invest Indonesia, Melinda N. Wiria di Eastern Opulence, Jakarta.

Baca Juga: Principal AM Telurkan Reksa Dana untuk Investasi Sekaligus Amal

Raiz menyediakan tiga portofolio reksa dana dari menajemen investasi Avrist, meliputi reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana indeks saham. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada 1,39 juta investor reksa dana, menunjukkan peningkatan minat setiap tahun terhadap produk investasi tersebut.

Melinda menyampaikan, "Kami rancang agar pilihan reksa dananya sederhana. Karena untuk mulai investasi, harus diberi produk sederhana, jangan dibuat ribet."

Jumlah investasi minimal di platform itu ada di angka Rp10 ribu dan maksimal Rp2 juta per harinya untuk tiap pengguna. Pembatasan nominal maksimal itu dilakukan untuk mencegah pencucian uang.

"Kami fokus pada investasi mikro karena kami lihat jumlah orang yang belum masuk ke pasar modal jauh lebihbanyak dibanding mereka yang sudah," kata Melinda lagi.

Platform itu terintegrasi dengan bank dan uang elektronik, sistem pembayaran yang sering digunakan oleh generasi milenial beberapa tahun belakangan. Menurut data Bank Indonesia, volume transaksi non-tunai di tahun 2018 mencapai 60,6%, didukung oleh metode transaksi kartu debit, internet banking, serta uang elektronik.

Baca Juga: Agregator Reksa Dana dan Logam Mulia Berbasis Syariah Segera Meluncur

Untuk saat ini, Raiz telah bermitra dengan Bank CIMB Niaga, salah satu bank swasta, dan uang elektronik BUMN (LinkAja).

"Kontrak kerja sama sudah ada tiga, tetapi yang terkoneksi dengan API baru bank CIMB Niaga," kata Chief Marketing Officer Raiz Invest Indonesia, Fahmi Arya.

Kerja sama itu bertujuan memudahkan pengguna dalam melakukan pemindahan dana secara langsung memanfaatkan layanan internet banking CIMB Clicks. Dalam kerja sama ini, user perlu memiliki rekening tabungan di CIMB Niaga sebagai syarat utama sebelum menggunakan layanan dari aplikasi Raiz.

Head of Digital Business Development CIMB Niaga Anton Hermawan menjelaskan, “Kami sepakat, jika mindset investor sudah dibentuk sedemikian rupa untuk percaya akan keunggulan produk, maka dengan sendirinya mereka akan lebih terbuka untuk mencoba produk-produk keuangan lain yang diyakini membawa manfaat bagi tujuan finansialnya."

Peluncuran ini merupakan salah satu milestone dalam perjalanan bisnis Raiz Invest Indonesia setelah mengantongi lisensi sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD) dari OJK pada Desember 2018 lalu.

Usai mengadakan soft launching pada Maret lalu, Raiz telah berhasil menjaring lebih dari 80,000 calon pengguna yang tercatat melakukan pra-registrasi melalui berbagai kampanye digital di sosial media milik Raiz.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: