Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Peluncuran Rudal AS, Putin Perintahkan Pelajari Tingkat Ancaman

Terkait Peluncuran Rudal AS, Putin Perintahkan Pelajari Tingkat Ancaman Kredit Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan Kementerian Pertahanan dan badan-badan lainnya menanggapi secara menyeluruh uji coba rudal Amerika Serikat (AS).

Putin meminta bawahannya untuk mempelajari tingkat ancamam yang ditimbulkan oleh tindakan AS ini dan mengambil langkah-langkah menyeluruh untuk menyiapkan tanggapan simetris.

Perintah itu datang beberapa hari setelah militer AS melakukan uji coba rudal jelajah Tomahawk versi darat yang menempuh jarak 500 km sebelum mengenai sasaran. 

Jenis senjata, yang ditembakkan dari sistem peluncuran Mk-41 universal di California, dilarang di bawah Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987, yang secara resmi ditarik oleh AS pada 2 Agustus lalu.

"Washington dengan keras membantah kemungkinan rudal Tomahawk yang berbasis di laut ditembakkan dari Mk-41 yang berbasis di darat," kata Putin. 

"Oleh karena itu, seseorang tidak dapat menyangkal pelanggaran perjanjian yang sekarang sudah tidak berlaku," tambahnya. 

"Itu bukan rahasia bagi Rusia bahwa AS telah mengembangkan senjata terlarang untuk waktu yang cukup lama," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia secara konsisten menyuarakan kegelisahan atas sistem rudal AS, yang ditempatkan di negara-negara seperti Rumania, atau yang berpotensi diletakkan di negara-negara seperti Polandia, yang digunakan untuk tujuan ofensif.

Moskow menjadi semakin khawatir tentang jenis-jenis peluncur ini, tetapi Washington selalu menutup telinga terhadap kekhawatiran ini.

"Sekarang, muncul pertanyaan, bagaimana kita tahu apa yang akan terjadi di Rumania dan Polandia? Fasilitas pertahanan rudal atau sistem serangan roket jarak jauh?" tanya Putin.

Sebelum penarikan dari INF, Washington menuduh Moskow melanggar perjanjian dengan mengembangkan rudal 9M729 serta peluncur dan peralatan terkait yang dilarang oleh perjanjian tersebut.

Rusia pada gilirannya mengatakan Washington gagal membuktikan bahwa rudal itu melanggar kesepakatan dan menyatakan bahwa AS hanya mencari alasan untuk menarik diri dari perjanjian.

"Karena AS tidak lagi terikat oleh perjanjian penting itu, Moskow akan melakukan segala sesuatu untuk melindungi dirinya dari ancaman yang muncul atau yang ada," Putin memperingatkan.

Putin mengakui jika militer Rusia mencari sistem senjata terbaru dan tak tertandingi. Namun upaya itu telah diperkuat oleh penarikan Washington dari kesepakatan kontrol senjata lainnya yaitu Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM) pada tahun 2003.

"Kami terpaksa memastikan keamanan rakyat dan negara kami. Kami melakukannya sekarang dan akan melakukannya di masa depan," tegas Putin.

Meski begitu, Putin menegaskan jika Rusia tidak menginginkan adanya perlombaan senjata. Hal ini terkait dengan anggaran militernya yang lebih kecil daripada AS, China, Arab Saudi, Inggris, Prancis, dan Jepang.

"Rusia tidak pernah menginginkan, tidak mau, dan tidak ingin terlibat dalam perlombaan senjata mahal yang akan merusak ekonomi kita," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: