Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bekasi Minta Gabung ke Jakarta, Forum Betawi Rempuk Respons Gini

Bekasi Minta Gabung ke Jakarta, Forum Betawi Rempuk Respons Gini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum Betawi Rempuk (FBR) Kota Bekasi menyambut baik wacana bergabungnya Kota Bekasi ke DKI Jakarta. Kesamaan kultur dan budaya menjadi salah satu pedoman yang dianggap mampu menambah rasa percaya diri warga Kota Bekasi bergabung dengan Jakarta.

"Dalam kultur budaya memang kita sudah samalah punya kemiripan karena memang budayanya budaya Betawi. Walaupun kita nanti bergabung dengan Jakarta, tidak terlalu kita merasa tamu atau orang baru di daerah Jakarta," kata Ketua Garda Muda FBR Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim, kepada Okezone, Sabtu (24/8/2019).

Menurutnya, kesamaan budaya Betawi yang dimiliki kedua daerah, tak terlepas dari sejarah yang pernah menyatukan Kota Bekasi dan Jakarta pada era 1945-1950 an.

Baca Juga: Bekasi-Depok Minta Gabung ke Jakarta, Anies Ikut Pemerintah Pusat

"Pada era itu memang Bekasi dan Jakarta bagian dari satu kesatuan sebagian wilayahnya, tetapi karena memang sudah dibedah oleh perbedaan pemerintahan. Jadi terkait budaya kita cukup samalah, tidak ada yang beda," paparnya.

Arif mengakui, budaya Betawi di Jakarta saat ini masih sangat kental karena tercover oleh Perda yang dibuat khusus untuk budaya inti Kota Jakarta. Namun tidak demikian dengan budaya Betawi di Kota Bekasi yang sampai saat ini belum terikat Perda.

"Kita ini agak tertinggal. Walaupun euforia budaya Betawinya cukup tinggi, tetapi belum diperkuat oleh Perda daerah. Kalau kita melihat hotel-hotel mewah di Jakarta itu, pasti sudah dipamerkan budaya Betawi. Apalagi kalau daerah yang kultur Betawinya cukup kental, seperti di Situ Babakan. Di sana itu dipamerkan jelas budaya-budaya inti daerah tersebut," paparnya.

Meski begitu, Arif mengimbau agar pemerintah daerah menyelesaikan terlebih dulu setiap permasalahan yang dihadapi Kota Bekasi, sebelum melanjutkan wacana penggabungan. Hal ini demi menghindari adanya opini negatif publik terhadap kota Patriot tersebut.

"Setidaknya Bekasi sudah dirapikan dulu lah, yang sekarang katanya masih ada defisit. Lalu hal-hal lain terkait semua itu dirapikan dulu, baru bergabung dengan Jakarta. (Jadi) tidak terlalu dilihat karena efek persoalan itu," imbuhnya.

Baca Juga: Kota Bekasi Minta Gabung ke Jakarta, Haji Lulung Buka-bukaan

Ia juga berharap Kota Bekasi dapat mempertahankan statusnya sebagai kota otonom, jika nantinya bergabung dengan Jakarta. Arif menilai penggabungan tak mesti harus menghilangkan seluruh ketetapan yang berlaku di Kota Bekasi.

"Secara kepemerintahan tidak berubah, kita sebagai daerah otonom yang terus ada legislatifnya, yang terus ada pemilihan kepala daerahnya. Tidak terpaut dengan undang-undang yang ada di Jakarta, yang menghilangkan Kota Bekasi sebagai kota otonom, dan kembali kepada kota administratif yang sekarang ada di Jakarta," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: