Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebagai Arsitek, Ridwan Kamil Bilang Pemindahan Ibu Kota Boros

Sebagai Arsitek, Ridwan Kamil Bilang Pemindahan Ibu Kota Boros Kredit Foto: Dok: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Bandung -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai desain ibu kota baru yang baru dirilis pemerintah pusat banyak kekurangan. Namun, sebagai arsitek, Ridwan Kamil tetap mendukung rencana pemerintah pusat tersebut.

"Kalau sudah jadi pertimbangan pemerintah pusat, DPR, saya kira kita dukung. Cuma, sebagai arsitek, saya melihat desain dan asumsi kota baru banyak hal-hal kurang tepat," ucapnya kepada wartawan, Senin (27/8/2019).

Baca Juga: Ibu Kota Pindah ke Kaltim, 95,7 Persen Warga Jakarta Bilang...

Baca Juga: Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Apakah Ini Politik Rahasia Jokowi?

Sala satu yang disoroti ialah, efesiensi penggunaan lahannya. Menurutnya, lahan 200.000 hektare yang disiapkan pemerintah pusat untuk ditempati 1,5 juta penduduk terlalu luas.

"Menurut saya boros lahannya," ujarnya.

Lebih lanjut, berdasarkan perhitungan, dengan jumlah penduduk sebanyak itu, lahan yang disediakan idealnya cukup 35.000 hektare saja. Sehingga, sambungnya, selain bakal ramai, juga tidak menimbulkan pemborosan dalam penyiapan infrastruktur penunjangnya.

"Jadi, kalau 1,5 juta penduduk, tanahnya cukup 35.000 (hektare). Akan dihuni 1,5 juta penduduk, tapi lahannya 200.000 hektare, kebayang borosnya aspal, kabel, infrastruktur, hanya untuk mengakomodir penduduk itu," paparnya.

Selain itu, ia menambahkan banyak negara di dunia yang mengalami kesalahan dalam merancang ibu kota barunya, seperti Brazil dan Myanmar karena lahan yang disiapkan terlalu luas dan tak sebanding dengan jumlah penduduknya.

"Brazil sampai sekarang tanahnya terlalu luas, masyarakat tidak betah, dan lain-lain. Myanmar juga sama, sepi," jelasnya.

Sarannya, sebaiknya pemerintah meniru cara Amerika Serikat membangun Washington DC sebagai Ibu Kota baru mereka.

"Kalau mau contoh baik, tirulah Washington DC. Cukup dengan 17.000 (hektare) lahan untuk 700.000 orang. Kotanya padat, bisa jalan kaki nyaman. Jangan mengulangi kesalahan, segala harus lahan luas," tukasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: