Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata Pakar Soal Usul Trump Gunakan Nuklir untuk Atasi Badai: Itu Berbahaya dan Berisiko

Kata Pakar Soal Usul Trump Gunakan Nuklir untuk Atasi Badai: Itu Berbahaya dan Berisiko Kredit Foto: NOAA
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah menyarankan penggunaan senjata nuklir untuk melawan badai dahsyat agar tidak menjangkau dan menyebabkan kerusakan di wilayah negaranya. Namun, sebuah lembaga ilmiah Amerika Serikat menjelaskan bahaya dari ide tersebut.

Seperti yang dilaporkan situs berita Axios, sebelumnya Trump telah bertanya kepada beberapa pejabat keamanan nasional tentang gagasan semacam itu. Menurut laporan itu, bom nuklir disarankan dijatuhkan di mata badai sebelum mendekati wilayah AS. Belakangan, Presiden Trump membantah telah membuat saran penggunaan bom nuklir untuk melawan badai.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional mengatakan hasilnya akan menghancurkan jika bom nuklir digunakan untuk menghentikan badai.

NOAA mengatakan menggunakan senjata nuklir terhadap badai tidak mengubah amukan badai. Sebaliknya, ada dampak mengerikan seperti kejatuhan radioaktif secara cepat bersama dengan pergerakan badai yang bisa memengaruhi wilayah daratan Amerika.

Kesulitan menggunakan bahan peledak untuk mengubah badai, kata NOAA, adalah jumlah energi yang dibutuhkan. Pelepasan panas badai setiap 20 menit setara dengan ledakan bom nuklir 10 megaton.

"Meskipun energi mekanik sebuah bom lebih dekat dengan badai, tugas memfokuskan bahkan setengah dari energi pada tempat di tengah lautan yang terpencil akan sangat sulit," kata NOAA, dalam sebuah pernyataan.

NOAA melanjutkan, ide yang dilontarkan Trump sebetulnya tidak menjanjikan keberhasilan.

"Menyerang ombak atau depresi tropis yang lemah sebelum mereka memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi badai juga tidak menjanjikan," lanjut NOAA.

Badai dahsyat biasanya memengaruhi pantai timur AS, dan sering menyebabkan kerusakan serius. Sejauh ini langkah AS adalah mengungsikan warganya jauh hari sebelum badai benar-benar datang.

"Sekitar 80 gangguan ini terbentuk setiap tahun di cekungan Atlantik, tetapi hanya sekitar lima yang menjadi badai pada tahun-tahun biasa. Tidak ada cara untuk mengetahui sebelumnya mana yang akan berkembang," jelas NOAA, dikutip BBC, Selasa (27/8/2019).

National Geographic pernah mem-posting sebuah artikel pada tahun 2017 yang menjelaskan bahwa selain untuk saran yang dilabeli sebagai ide "aneh" oleh fisikawan Robert Nelson, langkah itu akan dilarang berdasarkan perjanjian nuklir yang ditandatangani antara AS dan bekas Uni Soviet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: