Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Layaknya di Film, Wanita Ini Ceritakan Kisahnya 20 Tahun jadi Agen Rahasia

Layaknya di Film, Wanita Ini Ceritakan Kisahnya 20 Tahun jadi Agen Rahasia Kredit Foto: (Foto/Wikipedia Commons)
Warta Ekonomi, Amerika -

Wanita yang satu ini tidak ada yang mengetahui identitas aslinya, bahkan anak-anaknya sendiri. Wanita ini merupakan seorang agen rahasia Rusia yang dikirim ke Kanada dan Amerika Serikat (AS) bersama suaminya Andrei Bezrukov, yang menggunakan nama Donald Heathfield.

 

"Seorang mata-mata harus menjadi seorang aktor, tetapi seorang aktor yang tidak dikenal masyarakat atau membutuhkan panggung, dan tidak memerlukan izin dari orang lain," kata Elena Vavilova saat berbincang dengan jurnalis The Guardian di sebuah kafe di Moskow, Rusia.

 

Vavilova telah melakukan menyamar dengan nama Tracy Foley, identitas yang dicuri oleh biro agen Rusia (KGB), dan digunakan selama 20 tahun.

 

Vavilova dan Bezrukov diringkus di rumah mereka di Boston, AS pada tahun 2010. Keduanya merupakan bagian dari 10 mata-mata Rusia yang ditahan oleh agen federal AS (FBI), sebagian besar dari mereka tinggal secara ilegal di AS atau Kanada. Sang agen lantas dideportasi ke Rusia dalam program pertukaran mata-mata.

 

00le9ivdbj0xtgtxmu3t_18565.jpg

 

Vavilova nengkisahkan cerita fiksi karier mata-matanya ke dalam sebauah buku “The Woman Who Can Keep Secrets”. Buku itu memberikan wawasan langka tentang program ilegal, yang didirikan oleh Uni Soviet tetapi dilanjutkan di Rusia modern.

 

Karakter utama dalam buku itu seperti Vavilova dan Bezrukov. Keduanya diceritakan bertemu di Universitas Tomsk di Siberia pada 1980-an, direkrut oleh KGB ke dalam program rahasia dan menghabiskan bertahun-tahun dalam pelatihan sebelum dikirim ke Kanada dan AS.

 

fxgn5vnhkyws045rc10i_19391.jpg

 

Pelatihan itu sendiri seperti pelajaran bahasa berjam-jam untuk meniru aksen AS dan Kanada, menghindari pengawasan, pengkodean, dan perdagangan spionase, dan tinggal di rumah pedesaan di luar Moskow untuk beradaptasi tinggal di rumah warga AS. Selain itu, agen juga membantu para pemuda Siberia yang belum pernah bepergian sebelum belajar tentang kehidupan AS dan Kanada.

 

Pada kehidupan nyata, Bezrukov dan Vavilova menikah di Uni Soviet sebelum berangkat. Keduanya lalu pergi ke Kanada secara terpisah pada akhir 1980-an, bertemu kembali di Kanada, dan menikah untuk kedua kalinya dengan identitas baru.

 

Kedua agen rahasia ini tidak pernah berbicara dengan bahasa Rusia. Vavilova berbicara bahasa Inggris dengan sempurna, namun aksen Slavianya masih cukup terdengar. Oleh karena itu, selama hidupnya di Kanada, dia mengaku keturunan Perancis Kanada, untuk menjelaskan gayanya bicara.

 

Sebelum ditangkap, pasangan itu tinggal di Boston, AS. Vavilova bekerja sebagai agen perumahan, sambil mengirim pesan kode secara reguler ke pusat pengendali di Moskow.

Putra Vavilova dan Bezrukov, Alex dan Tim, masing-masing berusia 16 dan 20 ketika FBI melakukan penangkapan pada tahun 2010. Keduanya percaya bahwa orang tua mereka adalah warga Kanada asli.

 

Kisah Vavilova lantas dibuat dalam bentuk serial TV yang diputar di AS, The Americans”. Serial ini bercerita mengenai kisah agen Uni Soviet di Amerika Serikat. Namun Vavilova mengatakan bahwa cerita dalam serial televisi tersebut hanya sedikit yang mirip dengan kehidupannya.

 

"Setelah menonton serial The Americans, menurut saya, 'bukan seperti itu kenyataannya,” kata Vavilova.

 

6trmqqdyz0z62br2b4bf_15025.jpg

 

Film yang diprosuderi mantan agen CIA itu menceritakan drama psikologis yang dihadapi oleh agen asing di AS. Namun Vaviloa menegaskan bahwa insiden pembunuhan dalam serial tersebut tidak ada saat dirinya berkarir menjadi agen Rusia.

 

Vavilova dan Bezrukov tidak menggunakan kekerasan dan tidak melakukan “penyamaran”. Keduanya hanya menciptakan karakter secara total agar dapat dipercaya oleh orang lain saat menjalani kehidupan normal.

 

"Jika Anda berpikir itu seperti James Bond (film aksi agen Inggris), maka pekerjaan Anda selesai, hidup Anda singkat. Orang-orang berpikir kehidupan agen selalu penuh aksi dan berbahaya, sebenarnya rutinitas setiap harinya sangat membosankan," ujar Vavilova.

 

rqg1yknh8x9xjdtd1ydq_15096.jpg

 

Dia mengakui penggunaan senjata dan karate diajarkan saat pelatihan menjadi agen, tapi dia tidak pernah menggunakannya saat di lapangan. "Yang paling penting adalah percaya diri,” katanya

 

FBI menemukan kelompok Agen Rusia itu usai berhasil merekrut Alexander Poteyev, mantan Wakil Kepala Direktorat "S" dari Badan Intelijen Rusia.

 

Pada sekitar tahun 1999, ia mulai bekerja secara diam-diam dengan CIA, membantu mengungkap jaringan mata-mata Rusia yang beroperasi di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai Program Ilegal. Saat ini ia tinggal dalam persembunyian di AS.

 

Vavilova menegaskan dia mengenal dekat Poteyev tetapi dia tidak yakin apakah keputusannya untuk bekerja dengan AS atas motif uang atau ideologi. Usai pertukaran mata-mata pada 2010, informasi mengenai pertukaran dunia intelijen menjadi sangat umum, namun Vavilova mengklaim program pertukaran itu tidak ada. 

 

"Tentu saja saya tidak bisa membicarakannya, tetapi saya tahu apa yang kami lakukan, dan tidak masalah apa yang orang lain katakan," katanya.

 

Sekembalinya ke Rusia, para agen yang terlibat dalam program pertukaran bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Bezrukov sekarang mengajar di universitas Moskow dan menjadi penasihat di perusahaan minyak Rusia. Begitu juga dengan Vavilova, dia menjadi konsultan di sebuah perusahaan. Dia menolak menceritakan lebih rinci terkait pekerjaannya sekarang, dan tidak ingin membahas politik Rusia saat ini.

 

Vavilova mengakui jika dirinya mengalami kesulitan saat tiba di Rusia. Dia meninggalkan Uni Soviet pada 1980-an saat dipimpin Mikhail Gorbachev, dan kembali ke Rusia dalam masa pemerintahan Putin. Usai berada di negara orang selama 20 tahun, banyak yang berubah di Moskow.

 

"Saya tidak tahu apa-apa tentang budaya kontemporer. Kami mengetahui soal Rusia karena menonton CNN (stasiun TV di AS). Sangat aneh kami tidak tahu sejarah bangsa sendiri," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: