Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembelot Korut Paling Terkenal: Kim Jong-un Pengkhianat Komunis Sejati

Pembelot Korut Paling Terkenal: Kim Jong-un Pengkhianat Komunis Sejati Kredit Foto: KCNA
Warta Ekonomi, Seoul -

Pembelot Korea Utara (Korut) paling terkenal, Thae Yong-ho mengatakan, pemimpin Korut Kim Jong-un adalah pengkhianat ideologi komunis yang sejati. Menurutnya, pemerintahan komunis tidak mengenal penyerahan kekuasaan secara turun-temurun melalui sistem keturunan seperti raja.

Dahulunya, Thae Yong-ho merupakan Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris. Namun, ia memutuskan membelot ke Barat pada awalnya, lalu kini ia membelot ke Korea Selatan sejak 2016.

"Korea Utara mengira saya adalah pengkhianat tetapi keluarga Kim adalah pengkhianat dari ideologi komunis dan sosialis sejati," ujar Thae.

Thae mengaku dirinya masih cinta dengan Korut, tetapi pembelot ini menyebut sistem kapitalis yang dia lihat di Barat lebih baik ketimbang sistem di negaranya.

"Jadi untuk menjaga sistem itu (di Korea Utara), mereka harus memiliki kebijakan teror dan kekerasan tanpa ampun," kata Thae, dikutip news.com.au, Senin (26/8/2019).

Seperti banyak pembelot, Thae sekarang tinggal di Seoul. Tempatnya mengungsi hanya 50 km dari perbatasan Korea Utara. Menurutnya, Seoul adalah kota tanpa kekurangan daging dan keju. Dia bisa mendapatkan itu semua untuk sarapan setiap hari.

Dia sekarang seorang menjadi penulis populer dengan bukunya tentang kerja dalam rezim berjudul Cryptography From the Third-Floor Secretariat. Itu merupakan buku terlaris di Korea Selatan.

Minggu depan dia menuju ke Australia untuk menghadiri sebuah festival di Sydney Opera House.

"Itu adalah satu-satunya negara berbahasa Inggris di Asia yang sangat penting, dan sebagai pembelajar bahasa Inggris, salah satu impian masa kecil saya adalah mengunjunginya," ungkapnya.

Mustahil Serahkan Nuklir

Selaku orang yang tahu seluk beluk rezim Kim Jong-un, Thae paham betul karakter pemimpin Korut tersebut. Menurutnya, sangat tidak mungkin apabila Kim menyerahkan senjata nuklirnya.

"Orang Australia harus (bersikap) sangat kuat dengan Kim Jong-un. Dia mengatakan akan meninggalkan senjata nuklirnya tetapi itu hanya angan-angan. Dia tidak akan melakukan denuklirisasi dan Australia seharusnya tidak meremehkan karakter asli Kim Jong-un," katanya.

Thae juga menyarankan agar Australia bekerja sama dengan sekutunya untuk mencegah perang nuklir, khususnya di Semenanjung Korea.

"Australia perlu bekerja sama dengan sekutunya untuk mencegah kemungkinan perang nuklir di Semenanjung Korea dan harus meningkatkan sanksi ekonomi sehingga sistem Kim Jong-un tidak berkelanjutan."

Melihat ke belakang, melarikan diri adalah hal yang pahit. Thae sangat tertinggal termasuk juga anggota keluarga. Dia takut rekan stafnya di kedutaan London menanggung beban pembelotannya.

"Saya merasa sangat menyesal atas apa yang saya lakukan pada rekan saya ketika saya pergi. Saya tidak bisa memberi tahu teman baik saya, dan duta besar saya dikirim kembali ke Korea Utara. Semua orang (di kedutaan) dikirim pulang. Saya belum pernah mendengar tentang mereka," tuturnya.

Thae tak ingin ada rekan-rekannya yang mendapat hukuman dari Kim. Sebab itu, dirinya meminta belas kasihan kepada orang nomor satu di Korut itu.

"Saya meminta belas kasihan pada Kim Jong-un, untuk tidak memberikan hukuman pada kolega saya karena pembelotan saya tidak ada hubungannya dengan mereka," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: