Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hingga Agustus 2019, WIKA Catatkan Kontrak Baru Rp20,3 Triliun

Hingga Agustus 2019, WIKA Catatkan Kontrak Baru Rp20,3 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hingga pekan ketiga Agustus ini, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), sukses mencatatkan kontrak baru Rp20,3 triliun. Perolehan tersebut antara lain berasal dari kesepakatan bisnis (framework agreement) dengan negara-negara Afrika yang dimediasi Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 serta Proyek Jakarta International Stadium (JIS).

Sebelumnya, WIKA melalui PT Wijaya Karya Bangungan Gedung Tbk yang tergabung dalam konsorsium bersama PT Jaya Konstruksi (Jakon) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) ditetapkan sebagai pemenang tender Proyek Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang berlokasi Jakarta Utara dengan total nilai Rp4,083 triliun dengan porsi WEGE mencapai 51%. 

Baca Juga: Ibu Kota Pindah, WIKA Siap Ambil Barisan Terdepan Garap Konstruksi Kaltim

Penetapan pemenang tender tersebut telah berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, klarifikasi dan negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Direktur Utama WIKA, Tumiyana, mengatakan bahwa stadion bertaraf global itu akan dibangun di lahan seluas 30 hektar dengan ketinggian mencapai 70 meter atau setara dengan apartemen 25 lantai, berkapasitas daya tampung 82.000 penonton, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas ritel modern.

“Terpilihnya WIKA Konsorsium sebagai pelaksana pembangunan JIS menunjukkan bahwa kontraktor tanah air mau dan mampu menunjukkan kapasitas dan daya saing konstruksi stadion berskala global. Tidak ada keraguan lagi,” terang Tumiyana dalam keterangan yang diperoleh, Rabu (28/8/2019).

Baca Juga: WIKA Pastikan Garap Proyek Infrastruktur Senilai US$356 Juta di Afrika

Sementara itu, kembali pada pelaksanaan IAID 2019 ini, WIKA terbilang agresif memanfaatkan peluang pembangunan infrastruktur pada negara-negara berkembang di Afrika sebagai momentum untuk selanjutnya diimplementasikan secara nyata.

Dalam hubungannya untuk memperkuat posisi Indonesia dalam dalam ekspansi bisnisnya ke luar negeri, WIKA mengusulkan perlunya penerapan pola bisnis melalui beberapa mekanisme, antara lain counter trading & buyer’s credit.

Melalui mekanisme tersebut, negara-negara Afrika dapat menggunakan jasa WIKA selaku kontraktor dengan melakukan counter payment dengan komoditas seperti minyak bumi, gas, barang tambang, dan lain-lain.

Baca Juga: Pendapatan Turun, Tapi Laba WIKA Malah Meroket

Lebih lanjut, mekanisme ini juga akan melibatkan kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai bank penghubung sehingga akan mendorong Indonesia Incorporated untuk tumbuh bersama dalam kancah internasional (Go Global).

Dalam kesempatan pertemuan bilateral di IAID Bali pada Rabu (21/8/2019) bersama Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Luhut B. Panjaitan, Perdana Menteri II Uganda Kirunda Muwabe, menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan WIKA untuk pekerjaan railway di negaranya dengan estimasi panjang jalur mencapai 350 km.

Baca Juga: WIKA Mulai Kerjakan Tol Serpong Balaraja

Penawaran atas ketertarikan serupa, juga datang dari Angola yang berencana membangun jalur atau lintasan kereta api sepanjang 400 km. Kemudian Zimbabwe dengan lintasan kereta api sepanjang 98 km dan Somalia untuk pembangunan social housing sebagaimana yang tengah dikerjakan oleh WIKA di Aljazair.

Perseroan dalam hal ini, menyambut baik penawaran-penawaran tersebut karena pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang yang sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: Pendapatan Turun, Tapi Laba WIKA Malah Meroket

“WIKA dengan segera akan menjajaki dan mengkaji lebih lanjut kelayakan rencana proyek infrastruktur perkeretaapian di Afrika, termasuk di antaranya bekerja sama dengan PT Inka dan PT LEN,” pungkas Tumiyana. 

Membentuk konsorsium Indonesia Railway Development Incorporated for Africa (IRDIA), WIKA bersama Inka dan LEN tengah menyiapkan perencanaan sinergis strategis guna menangkap dan mengimplementasikan infrastruktur transportasi yang menjadi salah satu fokus pembangunan negara-negara Afrika.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: