Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aneh, Ekspor Pertanian Naik Tapi Kok Ribut-Ribut Impor Terus?

Aneh, Ekspor Pertanian Naik Tapi Kok Ribut-Ribut Impor Terus? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Suharyo Husen, mengaku heran dengan adanya pihak yang tidak suka dengan kinerja ekspor pertanian yang naik dan nercara perdagangan surplus. Pihak tersebut hanya menyoroti sisi impor dan kali ini terkait impor singkong atau tapioka sehingga patut dipertanyakan motif di balik sorotannya tersebut.

"Dalam hal perdagangan global, ekspor impor itu adalah hal yg lumrah. Impor bukan hal tabu bila kita membutuhkan untuk komoditas tertentu dan sebaliknya kita ekspor komoditas lainnya yang jauh lebih besar karena kita sudah surplus," demikian kata Suharyo di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Baca Juga: Ekspor Hasil Olahan Kakao Tembus US$1,12 Miliar

Padahal, jelas Suharyo, walaupun Indonesia masih impor tapioka, itu nilainya tidak besar karena sudah ditutup berlipat-lipat dari ekspor sawit. Untuk diketahui, ekspor pertanian Indonesia jauh lebih besar dibanding impor sehingga neraca perdagangan di sektor ini surplus.

"Tetapi kenapa ada kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia selalu melihat dari sisi kekurangannya saja. Baru-baru ini memberitakan tentang impor tapioka. Ada apa kok mereka selalu memberitakan impar-impor?" cetusnya.

"Kenapa tidak memberitakan kalau kita juga sudah ekspor dan naik drastis 9 hingga 10 juta ton dan neraca perdagangan pertanian 2018 surplus sekitar US$11 miliar. Kenapa hal positif ini tidak diberitakan?" sambung Suharyo.

Suharyo menekankan seyogyanya disadari suatu negara itu hidup berbangsa-bangsa dan bekerjasama dengan negara lain, saling membutuhkan dan tidak bisa berdiri sendiri. Karenanya, sebagai komponen bangsa tentunya harus ikut bangga dan mendukung atas upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong laju ekspor dan mengedalikan impor.

"Kementan telah kerja keras mati-matian menjalankan kebijakan, program, dan melawan mafia pangan, mafia impor sehingga bisa menaikkan ekspor 9-10 juta ton selama lima tahun terakhir," terangnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: