Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transportasi Publik di Eropa Cepat Berkembang, Indonesia Bisa Tiru Ini!

Transportasi Publik di Eropa Cepat Berkembang, Indonesia Bisa Tiru Ini! Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, London -

Transportasi publik terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi yang paling krusial di dunia. Berbagai kota di dunia pun terus meningkatkan infrastruktur dan pelayanan transportasi publik untuk menghubungkan jutaan rakyatnya.

Transportasi publik diyakni mampu mengatasi berbagai isu kemacetan dan polusi udara yang menjadi tangan berat bagi kota-kota besar di dunia. Itu juga menjadi ikon bagi suatu kota karena memiliki sistem transportasi modern dan berteknologi baru. Itu juga bisa menjadi bentuk pelayanan pemerintah kepada rakyatnya untuk memudahkan kehidupan dan aktivitas mereka.

Para peneliti dari Universitas Politeknik Turin mengkaji jaringan transportasi publik unik di dunia yang terbaik dan terjelek. Berlin dan Paris meraih peringkat emas dan perak. Misalnya, Berlin memiliki kecepatan rata-rata transportasi publik mencapai 6,5 km per jam, Paris dengan 6,2 km per jam, dan Kopenhagen pada peringkat ketiga mencapai 5,5 km per jam.

10 berat sistem transportasi di dunia masih di dominasi ibu kota di negara-negara Eropa. Sebut saja Helsinki (5,1 km per jam), Athena (5 km per jam), Praha (4,9 km per jam), dan London (4,8 km per jam). Hanya Melbourne pada peringkat 10 dan New York (8) mampu memecahkan dominasi dan monopoli kota-kota Eropa.

Ternyata rata-rata kecepatan transportasi publik pada kisaran 5,8 hingga 5,8 km per jam. Sedangkan kota yang diteliti dan menempati urutan terendah adalah Mexico City hanya 2,4 km per jam. Hasil penelitian itu dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science.

"Dalam beberapa dekade lalu, akselerasi pertumbuhan urban memicu tingkat interaksi dan ketergantungan yang tinggi," kata penulis kajian tersebut, Indaco Biazzo, Bernardo Monechi dan Vittorio Loreto, dilansir Daily Mail, kemarin.

"Situasi tersebut memicu perlunya upaya komunitas ilmiah untuk mengatasi permalahan tersebut melalui visualisasi bermakna dan mengakses skenario simulasi mesin," tutur mereka.

Kajian yang dilaksanakan Biazzo dan rekannya itu berdasarkan data transportasi publik di beberapa kota yang diteliti. Hal utama yang dikaji adalah kecepatan rata-rata, sosialitas kota, dan kohesi kota. Sosialitas kota merupakan ukuran bagaimana sistem transportasi membuat berapa banyak bertemu dalam perjalanan setiap hari. Kalau kohesi kota berkaitan dengan fraksi populasi yang bisa dijangkau dalam perjalanan di sebuah kota. Data tersebut dibandingkan faktor lainnya seperti jumlah penduduk, dan kepadatan kota.

"Hasil kajian dituangkan dalam bentuk platform interaktif www.citychrone.org, bertujuan untuk menyediakan pengetahuan bagi komunitas dan menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran dan membuat keputusan bagi pemegang kebijakan," kata Biazzo, Monechi, dan Loreto.

Di Berlin, ibu kota Jerman juga menjadi kota yang menjadi ajang untuk menguji coba mobil otomatis. Salah satu mobil bus otomatis yang menjalani uji coba adalah EasyMile dengan enam penumpang mampu melaju 15 km per jam. Bus itu tetap diawasi oleh seorang pertugas khusus untuk mengawasi keamanan dan keselamatan penumpangnya.

Menurut pengelola transportasi Berlin, uji coba EasyMile itu bertujuan untuk melihat berbagai faktor yang mempengaruhi penerapan bus otonom.

"Proyek tersebut terlihat sama dengan ParkShuttle di Rotterdam, Belanda,"demikian keterangan keterangan Berliner Verkehrsbetriebe (BVG)

Melansir CItyLab, Berlin seperti akan melaksanakan eksperimen untuk melarang mobil di jalanan dalam beberapa tahun ke depan di beberapa jalanan. Bisa dikatakan hal itu memang terlambat jika berkaca dengan apa sudah dilakukan Madrid dengan melarang mobil di jalanan terentu dan Zona Emisi Ultra Rendah di London. Namun, Berlin memberikan kesempatan agar transportasi terus berkembang.

Kenapa Jerman sangat sulit dilepaskan dari mobil?

"Orang Jerman memiliki hubungan imperial dan romantis dengan berkendara. Mobil Jerman itu seperti sepak bola. Tidak ada yang mampu mempengaruhi popularitasnya, tidak krisis, tidak ada skandal, dan tidak ada bulan," ungkap penulis asal Jerman, Thomas Vasek di majalah Die Zeit.

Alasan lainnya adalah polusi di Berlin bisa diatasi dibandingkan kota Eropa lainnya.

Untuk meningkatkan pelayanan transportasi publik, Berlin juga akan menggratiskan anak sekolah saat menggunakan berbagai moda transportasi publik di kota tersebut. Nantinya, 360.000 siswa akan mendapatkan layanan kartu bebas dalam program khusus tersebut.

"Kebijakan tersebut akan mendekatkan generasi muda dengan transportasi publik. Keluarga juga akan lebih menghemat. Iklim juga akan terselamatkan," kata senator asal Berlin, Regine Gunther dari Partai Hijau.

Sebelumnya, negara dengan jumlah mobil pribadi mencapai 45 juta unit pada 2015 itu berencana mengurangi penggunaan kendaraan di jalan raya dengan menggratiskan angkutan publik. Hal ini sekaligus untuk memenuhi target polusi Uni Eropa (UE) dan menghindari denda.

Industri automotif merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional Jerman.

"Kami sedang menimbang untuk menggratiskan angkutan umum demi mengurangi jumlah mobil pribadi. Perlawanan terhadap polusi udara harus dilakukan tanpa penundaan," tulis Menteri Lingkungan Jerman Barbara Hendricks kepada Komisaris Lingkungan UE Karmenu Vella, dikutip The Local.

Kemudian, Sistem transportasi publik yang paling terkenal di Paris dalah Metro yang memiliki 14 jalur. Selain itu, transportasi tersebut juga didukung RER (Reseau Expresss Regional) yakni jaringan kereta regional yang melayani jalur kota pinggiran Paris.

Kalau Transilein merupakan jaringan kereta ke wilayah pinggiran yang tidak dilayani RER. Trem menjadi transportasi yang dihidupkan kembali pada 1992.

Untuk Kopenhagen, Metro menjadi sistem transportasi andalan Kopenhagen karena melayani selama 24 jam. Metro mampu melayani 54,3 juta penumpang dalam satu tahun. Untuk transportasi urban ke wilayah pinggiran, Kopenahagen memiliki S-train. Kalau trem, kota itu memiliki 22 jalur.

Selanjutnya, sistem transportasi di Helsinki terdiri dari bus, tram, metro, kereta lokal, serta layanan feri. 50 persen penduduk kota tersebut menggunakan sistem transportasi publik, hanya 28 persen yang menggunakan mobil pribadi.

Kemudian, sistem transportasi di Athena sangat mudah, dan lengkap karena menjangkau seluruh kota dan wilayah pinggiran. Transportasi paling terkenal adalah Metro yang memiliki tiga jalur dan terkoneksi langsung dengan tram, bus, dan kereta.

Praha merupakan ibu kota Republik Ceko dan dihuni sekitar 1,3 juta warganya yang memiliki sistem transportasi publik yang sangat modern dan mampu menghubungan seluruh wilayah kota. Sistem transportasinya terkoneksi satu sama lain baik tram, bus, komuter, dan feri.

Untuk London, ibu kota Inggris memiliki jaringan transportasi yang berkembang baik layanan publik dan swasta. 37 persen penduduk London memilih menggunakan layanan transportasi publik.

Di Amerika Serikat, New York memiliki sistem infrastruktur transportasi yang kompleks dengan memiliki sistem subway terbesar di dunia. Taksi menjadi andalan transportasi di kota dengan 13.237 taksi yang beroperasi di kota tersebut. Kalau layanan subway di New York pasti sudah terkenal.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: