Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahli Sebut Warga Jakarta Banyak Idap Diabetes, Ini Penjelasannya

Ahli Sebut Warga Jakarta Banyak Idap Diabetes, Ini Penjelasannya Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jakarta merupakan wilayah dengan prevalensi diabetes yang paling tinggi di Indonesia dengan jumlah yang terus meningkat, namun belum terdiagnosis. Prevalensi diabetes di Jakarta berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasara (Riskesdas) 2018 meningkat dari 2,5 persen pada 2013 menjadi 3,4 persen di 2018.

Jika dihitung dari jumlah penduduk Jakarta 10,5 juta jiwa, maka jumlah orang dengan diabetes dengan usia lebih dari 15 tahun di Jakarta mencapai 250 ribu jiwa. Namun, data yang didapat berdasarkan Diabetes Surveillance Data dari Dinas Kesehatan, pasien diabetes yang terdaftar berjumlah 12.775 jiwa.

"Masih banyak yang terlambat menyadari penyakit diabetes, bahkan 52 persen pasien diabetes sudah mengalami komplikasi saat terdiagnosa. Hanya sekitar 30 persen pasien yang menjalani pengobatan dapat mencapai tingkat HBA1C kurang dari 7 persen, yaitu angka ideal dalam manajemen diabetes," kata Ketua PERKENI Jaya, Dr. Em Yunir, Sp.PD, KEMD saat jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta, baru-baru ini.

"Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran publik mengenai penyakit ini. Selain itu, manajemen penyakit diabetes juga belum optimal, sehingga hanya sekitar 30 persen saja dari pasien diabetes yang bisa mencapai target glikemik," tambahnya.

Selain itu, saat ini Jakarta bersama Novo Nordisk menandatangani kesepakatan untuk tahapan Action Plan dari Program Cities Changing Diabetes (CCD) yang merupakan tahapan kedua setelah pemetaan (mapping) selesai dijalankan. Sebelumnya pada 24 Agustus 2018, Novo Nordisk menandatangani perjanjian kerjasama CCD dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, program ini telah berhasil menyelesaikan tahap pertama yaitu pemetaan, dan menemukan lima masalah pengelolaan diabetes di Jakarta.

"Program Cities Changing Diabetes bertujuan untuk memetakan masalah, berbagi solusi dan mendorong tindakan nyata untuk melawan munculnya diabetes dan obesitas di Jakarta," ujar VP & GM Novo Nordisk Indonesia, Morten Vaupel.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dengan dukungan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan pemetaan permasalahan diabetes tersebut dengan metode survei ke 10 puskesmas di lima wilayah di Jakarta. Sebagai kelanjutannya, Novo Nordisk akan menggandeng mitra dan beberapa pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi solusi yang tepat dalam menangani diabetes di Jakarta.

"Setelah satu tahun CCD berjalan, tahapan pemetaan sudah selesai dilakukan dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, sehingga telah berhasil mengidentifikasi lima permasalahan utama dalam pengelolaan diabetes di Jakarta. Bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan didukung Perkeni dan FKUI, kita bisa lanjutkan CCD ke tahap selanjutnya," terangnya.

Lima masalah utama pengelolaan diabetes di Jakarta tersebut adalah Jakarta merupakan kota dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia dengan jumlah yang terus meningkat namun masih tetap belum terdiagnosis secara maksimal. Obesitas menjadi salah satu faktor tingginya angka diabetes di Jakarta. Underdiagnosed disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai diabetes.

Fungsi FKTP (Puskesmas) dan POSBINDU sebagai gatekeeper untuk skrining DM masih belum optimal. Tata laksana diabetes masih belum optimal, hanya 30 persen pasien diabetes yang mencapai target glikemik. Sementara, melihat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai diabetes khususnya di perkotaan, Novo Nordisk didukung Pemprov DKI dan Kedutaan Besar Denmark akan meluncurkan sebuah Briefing Book yang berisi informasi mengenai diabetes di Jakarta serta hasil dari tahapan pemetaan Program CCD di Jakarta.

Briefing Book ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes dan manajemennya, khususnya di daerah perkotaan.

"Peluncuran buku ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen berbagai pihak dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan konsisten. Diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif mengenai diabetes di Indonesia dan Jakarta. Masyarakat untuk turut serta mengambil tindakan memerangi diabetes dengan gaya hidup yang lebih sehat," tukas Duta Besar Denmark di Indonesia, H.E. Rasmus Abildgaard Kristensen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: