Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingkari Perjanjian Damai, Kelompok Pemberontak Kolombia Nyatakan Perang

Ingkari Perjanjian Damai, Kelompok Pemberontak Kolombia Nyatakan Perang Kredit Foto: (Foto: FARC-EP).
Warta Ekonomi, Bogota -

Kelompok mantan pemberontak dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) menyatakan perang terhadap Bogota dalam sebuah video yang diunggah pada Rabu malam. Kelompok tersebut memberitahu bahwa mereka akan melakukan ofensif baru, mengancam akan melanjutkan kembali konflik berdarah yang berlangsung selama lima dekade terhadap pemerintah Kolombia.

 

Ada dua mantan komandan FARC, yang dikenal dengan nama alias mereka, Ivan Marquez dan Jesus Santrich, muncul dalam video berdurasi 32 menit di YouTube, yang menurut Marquez difilmkan di hutan Amazon Kolombia.

 

Perjanjian damai yang disepakati oleh FARC dan pemerintah Kolombia tiga tahun lalu telah mendapat tekanan di berbagai sisi, termasuk pembunuhan terhadap ratusan mantan pemberontak dan aktivis hak asasi manusia (HAM), keterlambatan pendanaan untuk upaya ekonomi oleh mantan kombatan, dan polarisasi politik yang mendalam.

 

"Ini adalah kelanjutan dari perlawanan pemberontak sebagai jawaban atas pengkhianatan negara atas perjanjian damai Havana," kata Marquez yang dikelilingi militan bersenjata dalam video tersebut. "Kami tidak pernah dikalahkan secara ideologis, sehingga perjuangan terus berlanjut."

 

Terkait tanggapan atas video tersebut, Presiden Kolombia Ivan Duque mengumumkan hadiah 3 miliar peso (sekira Rp12 miliar) akan diberikan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan setiap orang yang tampil dalam video itu.

 

"Saya telah memerintahkan pembentukan unit khusus untuk mengejar para penjahat ini, dengan kapasitas yang diperkuat dalam intelijen, investigasi dan mobilitas di semua wilayah Kolombia," kata Duque dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat (30/8/2019).

 

Marquez, salah satu negosiator perjanjian 2016, menghilang tahun lalu usai keponakannya ditangkap dan dibawa ke Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan penyelidikan perdagangan narkoba. Menurut sumber keamanan Kolombia, pasukan yang dipimpin Marquez jumlahnya mungkin mencapai 2.200 gerilyawan.

 

Marquez mengatakan jika pemberontak bertujuan untuk menempatkan pemerintah yang akan mendukung perdamaian. Dia mengatakan bahwa pemerintah itu akan memerangi korupsi dan menuntut pembayaran dari mereka yang berpartisipasi dalam ekonomi ilegal dan dari perusahaan multinasional.

 

Menurut mantan komandan FARC Rodrigo Londono, yang dikenal sebagai Timochenko, mengatakan di Twitter bahwa "sebagian besar" mantan gerilyawan FARC tetap berkomitmen untuk perdamaian "terlepas dari semua kesulitan dan bahaya."

 

Londono yang saat ini memimpin Kekuatan Umum Alternatif Revolusioner, sebuah partai politik FARC yang lahir dari perjanjian damai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, partai tersebut menegaskan kembali penolakannya terhadap para pembangkang.

 

Ada sekitar 260.000 orang lebih telah terbunuh dan jutaan lainnya mengungsi selama konflik puluhan tahun di Kolombia antara pemerintah, kelompok pemberontak, kelompok kriminal dan paramiliter sayap kanan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: