Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penduduk Kashmir Dianiaya Polisi India, Foto Kekejaman Penganiayaan Beredar

Penduduk Kashmir Dianiaya Polisi India, Foto Kekejaman Penganiayaan Beredar Kredit Foto: (Foto: AFP)
Warta Ekonomi, Srinagar -

Pasukan keamanan di wilayah Kashmir yang diperintah India dituduh melakukan penganiayaan dan penyiksaan. Penyiksaan tersebut terkait keputusan New Delhi mencabut status otonomi khusus di wilayah itu. Ada sejumlah warga desa di Kashmir mengatakan bahwa mereka dipukuli dengan tongkat dan kabel serta diberi sengatan listrik.

 

Diwartakan Jurnalis BBC, Sameer Hashmi menjelaskan jika dia telah mengunjungi beberapa desa di Kashmir dan mendengar kesaksian dari penduduk mengenai terjadinya serangan malam, penganiayaan dan penyiksaan.

 

Terkait dengan insiden penyiksaan, dokter dan pejabat kesehatan tidak mau berbicara dengan wartawan tentang pasien apa pun penyakit mereka. Namun, penduduk desa menunjukkan luka-luka yang diduga disebabkan oleh pasukan keamanan. Para penduduk di salah satu desa mengatakan bahwa tentara pergi dari rumah ke rumah hanya beberapa jam setelah India mengumumkan keputusan pencabutan status otonomi yang kontroversial.

 

Dua bersaudara yang menolak diungkap identitasnya mengatakan bahwa mereka dibangunkan dan dibawa ke luar di mana hampir selusin pria lain dari desa berkumpul.

 

"Mereka memukuli kami. Kami bertanya kepada mereka: ‘Apa yang telah kami lakukan? Anda dapat bertanya kepada penduduk desa apakah kami berbohong, apakah kami telah melakukan kesalahan?' Tetapi mereka tidak ingin mendengar apa pun, mereka tidak mengatakan apa-apa, mereka terus memukuli kami, " kata salah satu dari mereka sebagaimana dilansir BBC, Jumat (30/8/2019).

 

18xji477vj7p3kg1jymn_12054.jpg

Foto: BBC.

 

"Mereka memukuli setiap bagian tubuh saya. Mereka menendang kami, memukul kami dengan tongkat, memberi kami kejutan listrik, memukul kami dengan kabel. Mereka memukul kami di bagian belakang kaki. Ketika kami pingsan mereka memberi kami kejutan listrik untuk menyadarkan kami kembali. Ketika mereka memukul kami dengan tongkat dan kami berteriak, mereka menutup mulut kami dengan lumpur.

 

"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami tidak bersalah. Kami bertanya mengapa mereka melakukan ini? Tetapi mereka tidak mendengarkan kami. Saya mengatakan kepada mereka jangan memukuli kami, tembak saja kami. Saya meminta Tuhan untuk mengambil saya, karena penyiksaan itu tak tertahankan."

 

Salah seorang pemuda mengatakan pasukan keamanan terus memintanya untuk "memberi nama pelempar batu", merujuk pada sebagian besar pria muda dan remaja pria yang dalam dekade terakhir menjadi wajah protes warga sipil di Lembah Kashmir.

 

Dia mengatakan bahwa dia memberi tahu para prajurit bahwa dia tidak tahu, jadi mereka memerintahkan dia untuk melepas kacamata, pakaian, dan sepatunya kemudian memukulinya dengan tongkat dan pentungan selama hampir dua jam.

 

“Setiap kali saya pingsan mereka memberi kejutan listrik untuk menyadarkan saya.”

 

b4ex9btmwy6p8l7vqx0u_19302.jpg

Foto: BBC.

 

Pada pernyataan kepada BBC, militer India menyatakan mereka "tidak mengadili warga sipil seperti yang dituduhkan". Militer India mengatakan tuduhan itu “tidak berdasar dan tidak memiliki bukti”.

 

"Tidak ada tuduhan khusus tentang hal ini yang diajukan kepada kami. Tuduhan ini kemungkinan besar dimotivasi oleh unsur-unsur jahat," kata Juru Bicara Militer Kolonel Aman Anand.

 

“Langkah-langkah telah diambil untuk melindungi warga sipil tetapi ‘tidak ada cedera atau korban jiwa karena tindakan balasan yang dilakukan oleh tentara’," tambahnya.

 

Pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu membuat Kashmir dalam keadaan terkunci selama lebih dari tiga pekan. Manurut informasi baru mengalir sejak 5 Agustus ketika Pasal 370, yang memberi status khusus bagi Kashmir, dicabut.

 

Puluhan ribu pasukan tambahan telah dikerahkan ke wilayah tersebut dan sekira 3.000 orang, termasuk para pemimpin politik, pengusaha dan aktivis, dilaporkan telah ditahan. Banyak dari mereka yang telah dipindahkan ke penjara di luar negara bagian itu.

 

Pihak berwajib menjelaskan bahwa tindakan ini bersifat pre-emptive dan dirancang untuk menjaga hukum dan ketertiban di wilayah tersebut. Jammu-Kashmir yang merupakan satu-satunya negara bagian di India yang berpenduduk mayoritas Muslim, tetapi sekarang telah dibagi menjadi dua wilayah yang dikelola pemerintah federal.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: