Tokyo Bakal Punya Gedung Tertinggi dengan 64 Lantai

Warta Ekonomi, Tokyo -

Kota Tokyo dikabarkan akan segera mempunyai gedung tertinggi di kota tersebut. Hal tersebut diketahui usai proyek ambisius Toranomon-Azabudai di pusat Tokyo yang menjadi kota di dalam kota. Proyek itu nantinya akan membangun tiga menara, dengan menara tertinggi mencapai 330 meter atau melampaui Gedung Abeno Harukas di Osaka dengan ketinggian 300 meter. Gedung tersebut nantinya akan dibangun di kawasan seluas 8 hektare dan dikembangkan menjadi permukiman penduduk pada 2023.

 

Pengembang gedung pencakar langit tersebut, Mori Building Co, mengungkapkan gedung itu merupakan “desa urban yang modern” dengan dilengkapi perkantoran dan apartemen. Daya tampungnya mencapai 20.000 pekerja dan 3.500 penduduk. Di lokasi tersebut juga terdapat fasilitas olahraga, sekolah internasional, museum, dan kebun seluas 2,4 hektare.

 

Baca Juga: Masuk Top 30 Global Startup, Jakarta Setara dengan Seoul, Moscow, dan Tokyo

 

Menara tertinggi di Tokyo tersebut akan memiliki 64 lantai yang terdiri dari sebagian besar kantor, fasilitas ritel di lantai bawah, dan 10 lantai untuk apartemen. Dua menara lainnya secara khusus akan digunakan untuk apartemen. Menara timur akan terdiri dari 40 lantai untuk apartemen dan 120 kamar hotel. Untuk menara barat memiliki 58 lantai digunakan untuk apartemen dan ruang perkantoran. Menara tersebut didesain oleh firma arsitektur Pelli Clarke Pelli Architects.

 

“Interior apartemen berdasarkan pemandangan dan gaya hidup tertentu di depan,” Soo K Chan, seorang arsitek yang bekerja untuk proyek tersebut. Rumah Jepang pada umumnya didesain seperti dapur.

 

Dia juga mengungkapkan perhatian detail pada budaya dan nilai-nilai Jepang. “Bagi Jepang, desain kita adalah penegasan tentang kemewahan. Ada penekanan terhadap seni yakni desain budaya Jepang,” ujarnya.

 

Pendiri firma arsitektur Pelli Clarke Pelli Architects, yakni Cesar Pelli dan Fred Clarke, ikut andil dalam desain gedung itu. Firma tersebut memiliki reputasi membangun gedung pencakar langit yang inovatif, seperti Petronas Towers di Kuala Lumpur dan Pacific Design Center di West Hollywood.

 

“Tiga proyek pembangunan di lokasi, menara utama mungkin paling terlihat,” kata Fred Clarke, pendiri dan ketua desainer senior Pelli Clarke Pelli Architects dilansir Dezeen.

 

Dia mengatakan, gedung tersebut akan menjadi tempat pertama yang dilihat ketika orang pertama kali mendarat di Tokyo karena itu merupakan gedung tertinggi di Jepang.

 

Pelli Clarke Pelli adalah studio arsitektur yang didirikan arsitek Amerika Serikat keturunan Argentina, Cesar Pelli yang meninggal awal tahun ini. Tahun lalu, mereka juga berhasil menyelesaikan desain Salesforce Tower, salah satu gedung pencakar langit tertinggi di San Francisco.

 

Setelah selesai dibangun pada tahun 2023 mendatang, Gedung Toranomon-Azabudai akan mengalahkan Gedung Toranomon Hills yang memiliki tinggi 258 meter. 

 

“Ini akan menjadi landmark dan kita akan senang,” katanya. Dia mengungkapkan, gedung itu akan menjadi pusat baru Tokyo. Hal itu juga akan memperkuat dan memperindah langit Tokyo.

 

Jepang merupakan negara yang dikenal dengan negara maju yang mengembangkan teknologi canggih dan menerapkannya dalam pembangunan perkotaan. Banyak gedung pencakar langit dibangun ketika banyak negara lain belum membangun gedung bertingkat. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Jepang memang tertinggal dalam pembangunan gedung bertingkat.

 

Gedung tertinggi di Jepang masih dikalahkan oleh salah satu gedung tertinggi di dunia yaitu Taipei 101 setinggi 508 meter di Taiwan dan One World Trade Center di New York setinggi 541 meter di New York. Untuk gedung tertinggi di dunia masih dipegang Burj Khalifa dengan tinggi 828 meter. China berhasil membangun lebih banyak gedung pencakar langit pada 2018 dibandingkan negara lain. Hal itu terungkapkan dalam data yang dirilis Badan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban (CTBUH).