Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lebih Efisien, Kementan Ajak Petani Budi Daya Padi Sehat

Lebih Efisien, Kementan Ajak Petani Budi Daya Padi Sehat Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya agar petani mampu meningkatkan produksi pangan, khususnya padi. Salah satunya dengan berbudi daya tanaman sehat. Selain mutu padi lebih baik, biaya produksi juga menjadi efisien, sehingga petani akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.

"Kalau belum bisa budi daya organik sepenuhnya, lakukan budi daya sehat. Salah satunya menekan biaya produksi dari penggunaan pestisida maupun pupuk," ungkap Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi di Jakarta, Senin (2/9/2019).

Cara budi daya padi sehat ini, menurut Suwandi, petani bisa membuat pupuk sendiri jika memang tidak sanggup dengan pupuk bersubsidi. Misalnya dengan membuat pupuk kompos dari jerami dan limbah ternak. Begitu pula dengan pestisida, petani bisa membuat pestisida hayati dan nabati sendiri.

"Para penyuluh akan mengajarkan itu semua. Lebih ramah lingkungan, ada PHT juga," ujarnya.

Baca Juga: Kementan Pacu Produksi Beras Organik Kualitas Ekspor

Jika sarana produksi itu semua (pupuk dan pestisida) bisa dibuat sendiri, maka biaya input akan menurun.

"Rupiah per hektare (biaya produksi) akan menurun, sehingga ketika harga jatuh, petani masih mendapatkan untung," katanya.

Lebih lanjut Suwandi mengatakan, berbudi daya sehat juga tidak hanya dengan mengupayakan pupuk dan pestisida, tetapi juga menanami pematang dengan sayuran maupun refugia.

"Nantinya sayuran atau refugia tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya predator hama OPT. Sehingga petani tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk membasmi hama," tuturnya.

Kementan memang tengah mendorong pengembangan budi daya tanaman sehat dengan pertimbangan bahwa peningkatan populasi hama OPT justru karena tingginya ketergantungan terhadap pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia secara berlebihan ditenggarai dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama.

Hasil dari pengembangan budi daya tanaman sehat yang dilakukan pada 2017 menunjukkan bahwa petani yang awalnya gagal panen kini dapat berproduksi rata-rata sebesar 11 ton per ha, jauh lebih tinggi dibandingkan budi daya normal yang rata-rata produksinya sebesar 8 ton per ha. Pada tahun ini, program budi daya tanaman sehat dikembangkan seluas 24.000 ha di daerah endemis serangan.

Salah satu petani Karawang, yaitu Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sri Rahayu di Kampung Waluya, Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirta Mulya, Kabupaten Karawang, Kardi mengaku merasakan betul manfaat dari budi daya sehat yang telah dilakukannya sejak 1990-an.

Baca Juga: Meskipun Kemarau, Petani Karawang Panen Padi Rp35 Juta Per Hektar

"Benar-benar menekan biaya produksi bagi kami. Meskipun harga gabah lagi turun, tapi untungnya masih lumayan. Apalagi pas harga (gabah) lagi tinggi," tuturnya.

Bersama petani lainnya di hamparan seluas 67 ha, menurut Kardi, budi daya padi sehat dapat memutus rantai OPT. Petani anggota kelompoknya melakukan budi daya padi-padi palawija seperti kedelai.

"Setahun tiga kali tanam, tapi ya disela dengan palawija. Mau kedelai mau jagung. Karena kalau tanam padi lagi, pernah coba malah gagal panen," tuturnya.

Mengenai pertanaman refugia, dirinya tertarik untuk mencobanya. "Mudah-mudahan bisa semakin menekan biaya pestisida dan petani bisa mendapatkan untung lebih besar lagi," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: