Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Circular Economy Solusi Pengelolaan Sampah Plastik Kemasan Bekas Pakai

Circular Economy Solusi Pengelolaan Sampah Plastik Kemasan Bekas Pakai Kredit Foto: Yosi Winosa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Coca-Cola Indonesia melalui gerakan Plastic Reborn #Berani Mengubah mengajak masyarakat untuk 'Berani Mengubah' dengan mengenal isu sampah di kehidupan sehari-hari untuk membangun perilaku sadar mengelola sampah plastik yang dimulai dari diri masing-masing untuk mendorong pelaksanaan "Circular Economy" yang lebih baik di Indonesia.

Public Affairs and Communications Director Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo menyatakan Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 269 juta jiwa berperan penting dalam hal mempercepat penerapan "Circular Economy" terutama di kawasan Asia. Total konsumsi plastik saat ini diprediksi sebanyak 5,66 juta metrik ton (millions of metric tons/MMT) dengan tingkat daur ulang plastik sebanyak 1,80 MMT.

"Industri daur ulang seharusnya tidak akan mengalami kekurangan pasokan bahan baku jika pengelolaan sampah ditingkatkan. Coca-Cola Indonesia sendiri melalui kegiatan Plastic Reborn pada dasarnya ingin mengubah cara pandang terhadap plastik kemasan bekas pakai menjadi sebuah bahan baku yang memiliki potensi untuk menghasilkan dari segi ekonomi secara terus menerus," kata dia belum lama ini.

Baca Juga: Coca Cola Investasikan Jutaan Dolar untuk Perangi Sampah Plastik

Ditambahkan, Coca Cola mendukung penerapan konsep ekonomi sirkular ini, Coca-Cola Indonesia melalui tiga pilarnya, yakni Design-Collect-Partner, memiliki komitmen untuk mendukung upaya pengumpulan dan mendaur ulang setiap plastik botol yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat di tahun 2030.

"Di Indonesia, Coca-Cola menerapkan visi World Without Waste melalui inisiatif Plastic Reborn yang akan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan dalam penanganan sampah plastik. Kami yakin bahwa persoalan sampah dapat dikelola lebih baik terutama dengan adanya sinergi dari berbagai pihak," tambah Triyono.

Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI) Dini Trisyanti menyatakan pemerintah semakin giat memaksimalkan penerapan 3R (reduce, recycle, reuse) demi perbaikan pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia. Tetapi secara hirarki, Reduce adalah prioritas pertama sebelum Reuse dan Recycle. Namun penerapan hirarki ini diluar konteks kesadaran individu, apalagi dalam bentuk kebijakan publik.

"Gerakan Plastic Reborn melihat pengelolaan sampah kemasan botol plastik dari sudut pandang circular economy, yaitu integrasi plemena pengelolaan sampah kemasan plastik mulai dari collection-recycling-upcycling sehingga dapat menciptakan sebuah model bisnis baru, yang pada akhirnya akan memberikan nilai pakai kembali (second life) dari kemasan plastik bekas pakai ini. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Plastic Reborn bersama partner mengungkap data bahwa untuk di kota Jakarta sendiri, collection rate untuk plastik botol PET bekas pakai mencapai 69%," kata dia.

Baca Juga: Pewaris Bisnis Coca Cola Terciduk Polisi

Sekretaris Jenderal Indonesian Plastics Recyclers (IPR) atau Perkumpulan Pelaku Daur Ulang Plastik Indonesia Wilson Pandhika, menyatakan beberapa perusahaan daur ulang Indonesia telah mulai mengembangkan resin daur ulang bermutu tinggi untuk menjawab kebutuhan industri daur ulang. 

"Potensi rupiah yang dihasilkan dari daur ulang plastik selama ini relatif baik dan menarik. Hal tersebut terlihat dari industri dan ekosistemnya yang telah ada lebih dari 30 tahun memberikan lapangan pekerjaan dan menghidupi banyak orang di Indonesia." kata Wilson.

Padahal, apabila industri daur ulang sebagai tahapan penerapan model ekonomi sirkular dapat dikelola lebih baik, kemasan plastik bekas pakai dapat terus dipertahankan nilainya serta dimaksimalkan penggunaannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: