Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aplikasi Pembayaran Asal India Ini Raup Keuntungan, Apa yang Dilakukan?

Aplikasi Pembayaran Asal India Ini Raup Keuntungan, Apa yang Dilakukan? Kredit Foto: Unsplash/Jonas Leupe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pembayaran mobile asal India, MobiKwik mengklaim telah mencapai tonggak sejarah yang diinginkan. Pasalnya perusahaan berusia 10 tahun ini tidak lagi membakar uang. Perusahaan yang berkantor pusat di Gurgaon ini bahkan mengatakan, saat ini perusahaan telah menghasilkan keuntungan, meskipun tidak termasuk bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

"Kami berada di ekosistem di mana kami melihat banyak pertumbuhan tinggi dan beberapa perubahan regulasi dalam domain pembayaran. Tetapi yang kami sadari bahwa pembayaran saja kemungkinan tidak akan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan," kata Bipin Singh, salah satu pendiri dan CEO MobiKwik, kepada TechCrunch dalam sebuah wawancara.

Untuk mencapai jalur profitabilitas, MobiKwik telah membuat sejumlah perubahan signifikan pada bisnisnya dalam beberapa tahun terakhir. Seperti tidak lagi berlomba-lomba mendapatkan lebih banyak pengguna dan bertarung dengan kompetitor seperti Paytm.

Baca Juga: China Targetkan Fintech Sudah Mapan Tahun 2021

Sementara rivalnya, Paytm tetap tidak meraup keuntungan. Analisis kinerja keuangannya pun menunjukkan tidak akan ada perubahan dalam waktu dekat. Google, yang juga menawarkan layanan pembayaran di India juga mengalami hal serupa.

Upasana Taku, salah satu pendiri dan COO MobiKwik, mengatakan, MobiKwik saat ini mempekerjakan 400 orang dan memiliki 110 juta pengguna. Dalam dua setengah tahun terakhir, MobiKwik telah mengurangi cashback yang dibagikan kepada pengguna, sebuah praktik yang diikuti oleh hampir setiap perusahaan yang menawarkan solusi pembayaran di India.

Perusahaan lebih memilih berfokus pada membangun layanan keuangan dalam aplikasi dompet digitalnya untuk mempertahankan pelanggan dan mencari sumber pendapatan tambahan.

Perusahaan terus fokus pada dompet digital dan bisnis pemrosesan pembayaran yang menyumbang sekitar 65% dari pendapatannya. 35% sisanya berasal dari rangkaian layanan keuangan yang terus berkembang seperti pemberian kredit dan asuransi.

Hal ini tidaklah mengerankan, sebab kurang lebih 50 juta kartu kredit saat ini beredar di India, dan  orang-orang dengan pendapatan rendah mendapatkan pinjaman tetap. Bahkan pengguna telepon pintar dan data internet murah tidak bisa mendapatkan kartu kredit di India. Peluang besar ini dimanfaatkan MobiKwik untuk menumbuhkan aplikasi pembayaran besutannya dengan melayani segmen tersebut.

Saat ini MobiKwik bekerja sama dengan bank dan pemberi pinjaman lainnya untuk membiayai pinjaman senilai Rs5.000 (US$69) hingga Rs100.000 (US$1380). Dalam 18 bulan, MobiKwik telah menawarkan 800.000 pinjaman dan menyalurkan US$100 juta. Asuransi kesehatannya dipatok mulai dari US$1,3 sebulan.

Baca Juga: Dompet Digital Belum Ganggu Likuiditas Perbankan

MobiKwik memperkirakan pendapatannya akan mencapai US$66 juta pada kuartal I tahun depan, naik dari US$28 juta pada tahun sebelumnya. Perusahaan, yang mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, berencana untuk go public setelahnya.

MobiKwik bersaing dengan sejumlah pemain, banyak di antaranya semakin menambah layanan keuangan, seperti pinjaman ke platform mereka. Permintaan kredit ritel India secara keseluruhan diperkirakan akan tumbuh 60% menjadi US$771 miliar selama empat tahun ke depan, menurut Digital Lenders Association of India.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: