Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Desa Penari, Ada Lagi Kisah Nyata KKN di Sukabumi

Setelah Desa Penari, Ada Lagi Kisah Nyata KKN di Sukabumi Kredit Foto: Shutter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kuliah Kerja Nyata atau yang sering disebut dengan KKN merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. KKN mistis sering terjadi, terlebih ada kisah nyata KKN di Desa Penari yang belakangan viral di media sosial.

 

Kisah mistis saat KKN pun biasa terjadi di tempat-tempat yang terpencil. Terutama bagi mahasiswa dari kota-kota besar yang memiliki gaya hidup berbeda dengan masyarakat pelosok. Seperti yang dialami oleh Mawar (nama disamarkan) yang pernah melakukan kegiatan KKN di suatu desa di daerah Sukabumi. Ada banyak kejadian mistis yang dialami oleh kelompoknya. Terlebih di dalam kelompoknya terdapat satu anak indigo.

 

Mawar telah memiliki perasaan resah dan gundah saat pertama kali tiba di rumah yang akan dihuni oleh kelompoknya. Bukan karena bangunannya yang kurang rapi atau rumahnya yang kotor, tetapi aura mistis yang kentara ini yang membuat dirinya enggan untuk mengikuti kegiatan KKN.

 

Mawar yang melaksanakan kegiatan tugas KKN selama satu bulan penuh mengeluhkan soal keadaan kamar mandi di rumah tersebut. Terdapat dua kamar mandi, satu dengan keramik biru dan satunya lagi masih dari semen tanpa atap.

 

Tetapi kamar mandi yang sudah berkeramik biru itu tidak bisa digunakan, sehingga hanya satu kamar mandi yang bisa mereka gunakan dan harus rela mengantre lebih lama. Ketika malam hari, Mawar yang sudah merasa kelelahan pun terlelap dalam tidur. Namun saat tengah malam salah satu temannya yang bernama Azizah berteriak dengan mata terbelalak sekeras-kerasnya. Azizah yang kesurupan itu sontak membuat teman-teman sekelilingnya ketakutan dan juga ikut berteriak.

 

Baca Juga: Merinding, Cerita Mistis 5 Jalan Tol di Indonesia yang Bikin Merinding!

 

"Sebenarnya aku ngakak sih pas anak-anak juga malah pada teriak. Karena kita benar-benar nggak tahu harus ngapain," ujar Mawar seperti yang dilansir Okezone.

 

Beruntungnya Azizah dapat disadarkan karena salah satu anggota kelompoknya yang bernama Ramadhan merupakan anak dari seorang kyai. Ramadhan sontak menghubungi ayahnya dan ayahnya membacakan doa-doa via telepon yang didekatkan ke telinga Azizah.

 

Setelah kejadian kesurupan itu semua orang berkumpul di ruang tengah dan saling mengingatkan agar tidak pergi sendirian. Namun Azizah pergi ke kamar mandi sendirian dan dirinya kesurupan lagi hingga pingsan. Setelah sadar Azizah menceritakan bahwa dirinya telah melihat makhluk yang sangat besar dengan kaki berbulu lebat.

 

Ada banyak hal ganjil yang dialami oleh Mawar dan teman-temannya. Salah satunya adalah paku-paku yang berserakan di lantai. Walaupun teman laki-lakinya sudah membuang paku-paku tersebut, anehnya keesokan harinya paku-paku itu kembali berserakan entah dari mana datangnya. Pada suatu malam dirinya terbangun dari tidur, ternyata temannya yang bernama Icha juga terbangun, mereka pun bercakap-cakap dan sama-sama terbangun karena mendengar suara orang mencangkul.

 

"Rajin banget ya orang sini tengah malem gini masih macul (mencangkul-Red)," Kata Mawar kepada Icha.

Tanpa berpikir panjang mereka pun melanjutkan tidur kembali. Keesokan paginya mereka menceritakan hal tersebut kepada yang lain. Tetapi tak seorangpun mendengar suara cangkul itu kecuali Mawar dan Icha.

 

Karena dihantui rasa penasaran, mereka mengunjungi kebun, sumber suara cangkul itu terdengar. Ternyata kebun tersebut masih sangat berantakan, jadi mereka berpikir bahwa mustahil kalau semalam itu benar-benar ada orang yang mencangkul.

 

Ada suara kakek-kakek hingga tawa kuntilanak

Kejadian lainnya juga dialami Mawar ketika mendapat giliran tugas untuk mencuci piring. Ia menyetel musik dengan volume paling keras untuk mengusir rasa bosan. Tetapi Mawar beberapa kali mendengar ada suara kakek-kakek berdehem.

 

"Awalnya aku cuekin, tapi kakek-kakek itu terus ngomong 'ehem' aku udah coba nengok beberapa kali tetep nggak ada orang. Akhirnya aku lari ngibrit lah ke kamar," terangnya.

Beberapa hari sebelum KKN usai, kelompok Mawar diundang oleh kepala dusun untuk datang merayakan malam Maulid Nabi pada malam hari.

 

Dikisahkan, Mawar bersama dengan 7 orang temannya yang menyewa angkot karena lokasi KKN memang cukup jauh dari rumah tempat kelompok Mawar tinggal. Karena medan lokasi dusun tidak dapat dijangkau oleh angkot, maka mereka harus berjalan kaki untuk sampai ke acara tersebut.

 

"Awalnya pas kami turun dari angkot abang-abangnya udah bilang 'hati-hati Neng, banyak kejadian ganjil di sini', ternyata pas baru aja kami menempuh beberapa meter perjalanan, terdengar suara kuntilanak cekikikan, kami pun langsung berpegangan satu sama lain. Karena medan sangat terjal jadi nggak mungkin banget kami lari, bisa celaka nanti," kata Mawar.

 

Di desa tersebut memang tidak ada orang yang beraktivitas di luar rumah pada malam hari. Saat Maghrib tiba, memang sudah tidak aktivitas di luar rumah lagi.

 

"Bukan cuma karena hal-hal yang berbau mistis, tapi memang prasarana di sana memang minim, penerangan jalan umum pun kurang memadai, jadi kata warga di sana kalau sudah Maghrib jangan pergi ke luar rumah," jelas Mawar.

 

KKN mengajarkan banyak hal, bagaimana cara kita berbaur dengan masyarakat baru, bagaimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya di dunia yang lebih luas, dan juga mengatasi kemanjaan warga kota yang kehidupannya serba mudah karena fasilitas yang tersedia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: