Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Produksi, Pertamina EP Terapkan Tanjung Polymer Field Trial

Genjot Produksi, Pertamina EP Terapkan Tanjung Polymer Field Trial Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah SKK Migas, mempunyai tugas mencari sumber minyak dan gas untuk mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan.

Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan, untuk mendukung pencapaian target produksi tersebut, pihaknya mempunyai berbagai strategi, antara lain penerapan metode EOR atau enhanced oil recovery.

"Pengembangan lapangan minyak akan selalu melalui tiga tahapan, yaitu primary, secondary, dan tertiary. Lapangan-lapangan Pertamina EP telah melalui proses primary dan sekarang sedang menuju proses secondary dan tertiary. Dengan minyak tersisa sebesar 8,2 BSTB, implementasi pattern waterflood dan EOR akan mengoptimalkan produksi minyak dan penambahan cadangan," jelas Nanang di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Baca Juga: Pertamina Klaim Kelola 40% Produksi Migas Nasional

Lebih lanjut, Nanang menjelaskan, Pertamina EP telah memulai implementasi chemical EOR berupa polymer di Lapangan Tanjung pada Desember 2018 setelah sebelumnya melakukan kajian pada 2016 dengan bantuan pakar-pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Injeksi polymer merupakan teknologi yang telah terbukti dan diimplentasikan lebih dari 30 tahun di berbagai lapangan minyak di dunia dengan rata-rata peningkatan recovery factor (RF) sebesar 5-10% terhadap OOIP.

"Pertamina EP sangat optimis melakukan waterflood dan EOR. Berdasarkan perkiraan, produksi kumulatif minyak diharapkan sebesar 245 MMSTB melalui waterflood dengan puncak produksi sebesar 60.000 bopd pada 2026, sedangkan tahap tertiary akan menghasilkan produksi kumulatif sebesar 133 MMSTB dengan puncak produksi sebesar 30.000 bopd pada 2030," tambah Nanang.

Dalam lima tahun terakhir, ada beberapa lapangan di dunia yang sudah melakukan proyek polymer flooding, di antaranya Venezuela (2017), Brazil (2017), dan Suriname (2014-2016). Di Indonesia, terdapat empat KKKS yang sudah menerapkan chemical EOR yaitu Chevron, Medco, CNOOC, dan Pertamina.

Dalam waktu lima tahun ke depan, Pertamina EP akan melakukan pilot dan full scale chemical EOR di lima struktur, yaitu Tanjung, Sago, Rantau, Jirak, dan Limau, dan CO2 flooding di tiga struktur, yaitu Sukowati, Jatibarang, dan Ramba.

Proyek Tanjung Polymer Field Trial di Lapangan Tanjung ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi Lapangan Tanjung melalui tahap secondary recovery dari optimisasi waterflood serta tertiary recovery dengan teknologi chemical EOR, baik dari fase pilot maupun full scale. Optimisasi waterflood diproyeksikan mampu menaikkan recovery factor Lapangan Tanjung dari 24,05% menjadi 27,25% pada 2035.

Baca Juga: Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Dorong Pengembangan Pertanian Organik

Sedangkan untuk injeksi polimer di Pattern 12 Lapangan Tanjung diharapkan diperoleh oil gain sampai dengan 45 MSTB pada 2021 dan penurunan water cut sumur-sumur monitor sebesar 5%. Desain injeksi dibuat dengan kebutuhan polymer sebanyak 70 ton, volume larutan polymer yang diinjeksikan adalah 200 ribu barel dengan konsentrasi 2.000 ppm dan laju injeksi sebesar 1.000 barel per hari.

Lapangan Tanjung dipilih menggunakan polymer karena karakter low recovery factor dan high level dari cadangan heterogen. Saat ini Tanjung Polymer Field Trial memasuki fase ketiga.

"Diharapkan, dengan polymer ini, dalam jangka waktu dua tahun akan diperoleh penambahan minyak sebesar 45.000 BOPD," harap Nanang mengakhiri penjelasannya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: