Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bom Bunuh Diri di Kabul, 10 Tewas dan 42 Luka

Bom Bunuh Diri di Kabul, 10 Tewas dan 42 Luka Kredit Foto: Antara/Reuters/Mohammad Ismail
Warta Ekonomi, Kabul -

Milisi Taliban kembali melancarkan serangan bom bunuh diri di ibu kota Afghanistan, Kabul. Sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka. Serangan itu juga menghancurkan mobil serta sejumlah toko di daerah dekat markas pasukan NATO dan Kedutaan Amerika Serikat (AS).

"Setidaknya 10 warga sipil telah tewas dan 42 lainnya cedera dibawa ke rumah sakit," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Nasrat Rahimi, di Kabul seperti dilansir dari Reuters, Kamis (5/9/2019).

Rekaman video dan foto-foto yang diposting di media sosial menunjukkan beberapa mobil dan toko-toko kecil hancur oleh ledakan di sebuah pos pemeriksaan di jalan dekat kantor NATO dan kedutaan AS. Polisi telah menutup daerah itu untuk sementara waktu.

Baca Juga: AS-Taliban Teken Perjanjian, Afghanistan Khawatir Karena Isinya...

Saksi mata mengatakan pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya ketika ratusan orang berdiri atau tengah menyeberangi jalan.

Besmellah Ahmadi mengatakan dia menderita luka ringan dalam ledakan itu dan mencari perlindungan di sebuah toko.

"Jendela mobil saya hancur. Orang-orang bergegas untuk mengeluarkan saya dari mobil," katanya kepada Reuters.

Taliban tetap melancarkan serangan meski secara prinsip telah menemukan kata sepakat dengan AS terkait penarikan pasukan dengan imbalan jaminan keamanan.

Pada hari Senin, seorang pembom bunuh diri Taliban dengan menggunakan truk menyerang kompleks yang digunakan oleh organisasi internasional di Kabul. Sedikitnya 16 orang tewas dan melukai lebih dari 100.

Perunding utama AS untuk perdamaian di Afghanistan, Zalmay Khalilzad, minggu ini mengatakan bahwa kedua belah pihak telah menyusun rancangan kerangka perjanjian di mana pasukan AS akan meninggalkan lima pangkalan militer di Afghanistan dalam waktu 135 hari sejak penandatanganan pakta tersebut.

Untuk diketahui ada sekitar 14.000 tentara AS di Afghanistan, yang dikerahkan di berbagai pangkalan di seluruh negeri.

Baca Juga: Negosiasi dengan Taliban, Trump Belum Capai Kesepakatan

Khalilzad diperkirakan akan bertemu dengan pejabat Afghanistan dan NATO untuk menjelaskan rancangan perjanjian, yang masih harus disetujui oleh Presiden AS Donald Trump sebelum dapat ditandatangani.

Khalilzad, seorang diplomat veteran Afgan-Amerika, telah berbagi rincian rancangan itu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, dan meminta pendapatnya sebelum mengesahkan perjanjian yang dapat mengakhiri intervensi militer terpanjang Amerika di luar negeri.

Tetapi pemerintah Ghani tengah berusaha meminta klarifikasi AS tentang rancangan perjanjian itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: