Niat Gagalkan Pelantikan Jokowi, Istana Bilang Sri Bintang Kerasukan Jin

Warta Ekonomi, Jakarta -

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin angkat suara terkait langkah aktivis Sri Bintang Pamungkas yang berencana mengagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Pilpres 2019 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, 20 Oktober mendatang.

Ia pun mengaku tak habis pikir dengan rencana tersbut. Bahkan, ia mempertanyakan alasan Sri Bintang membenci Presiden Jokowi.

"Bagaimana bisa muncul di logikanya Sri Bintang Pamungkas ingin menggagalkan pelantikannya Jokowi? narasi apa itu, kok lucu. Kebencian apa sih yang masih terpendam dalam kalbunya," ujarnya kepada wartawan, Jumat (6/9/2019).

Baca Juga: Ditanya Soal Dalang Kerusuhan Papua, Istana Tutup Mulut

Baca Juga: Ditanya Soal Menteri, Adian Masih Malu-Malu?

Lanjutnya, ia menanggapi kasus baru Sri Bintang yang akan dilaporkan ke Polisi karena menyerukan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin, yang disampaikan Sri Bintang lewat rekaman video yang beredar di dunia maya.

Ia pun mengaku heran dengan alasan Sri Bintang sangat membenci Jokowi. Ia juga menyebut pernyataan yang dilontarkan Sri Bintang seolah seperti orang tak berpendidikan.

"Saya tidak mengerti ya kebencian apa yang ada dalam diri Sri Bintang Pamungkas kemudian atau jin, iblis atau hantu apa yang merasuki jalan pikirannya sehingga dia se-vulgar itu dan seperti seakan akan tidak pernah mengenyam pendidikan atau bukan seperti orang terpelajar gitu," katanya.

Sambungnya, "Beberapa diksi dan narasinya itu sangat memalukan sebagai seorang terpelajar. Kalau ada dendamnya kalau ada marahnya, berperilaku lah seperti orang terpelajar jangan seperti begitu." tambahnya.

Diketahui, aktivis Sri Bintang Pamungkas dilaporkan Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) ke Polda Metro Jaya lantaran dinggap membuat ajakan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Laporan itu teregister dalam nomor LP TBL/5572/IX/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus dengan terlapor bernama Ipong Wijaya Kusuma dan terlapor Sri Bintang Pamungkas.